Pembukaan, Spesifikasi, Desain, Dimensi, Layar
Pembukaan
Gak semua orang butuh laptop mahal. Soalnya buat untuk urusan ringan-ringan kayak tugas kuliah atau kerjaan yang berhubungan dengan office, nonton film, atau browsing internet, laptop murmer udah cukup lah. Masalah dompet juga jadi alesan kenapa laptop murmer banyak dicari. Tapi namanya juga warga +62, udah murah tapi maunya bagus. Meski sebenernya sih gak salah2 amat.
Nah buat menuhin kriteria tadi, Acer nawarin seri Swift 3 yang kali ini nyodorin dua versi, versi Intel sama AMD. Dua laptop ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang ringan-ringan kayak disebut tadi. Apalagi Acer udah punya nama dan gak bakalan bikin laptop abal-abal.
Terus apa aja nih yang ditawarin sama dua versi Swift 3 ini. Sebelumnya kita liat dahulu spesifikasinya.
Spesifikasi
Desain
Meski namanya sama-sama Swift 3, tapi desainnya agak sedikit beda. Dari tampilannya aja udah keliatan. Dua-duanya punya warna dasar silver, tapi yang versi AMD keliatan lebih bling-bling dan kinclong dengan cover layar brush alumunium, sedangkan yang versi Intel silvernya keliatan lebih kalem dengan body magnesium alumunium. Bagian dalemnya standar minimalis dan polos-polos aja.
Untuk layar, desainnya agak beda. Yang versi Intel punya bezel lebih tipis di sisi kiri, kanan, sama atasnya. Sedangkan yang AMD, bezel di sisi atas dan bawahnya lebih tebal. Jadi kalo kami sih lebih seneng desain layar yang Intel.
Untuk area palm rest dan keyboard, bentuknya sama, cuma beda di warna silver tadi aja. Area palm restnya dibikin lega, jadi tangan cukup enak nyandar disitu. Yang menarik, dua duanya punya hinge yang bikin layarnya bisa ditekuk sampe 180 derajat atau posisi lurus.
Dimensi
Dimensi keduanya juga beda. Yang AMD sedikit lebih gede dan berat. Panjangnya 323 mm dan lebar 228 mm. Untuk yang Intel panjangnya 319 mm dan lebar 217 mm. Buat ketebalannya, versi AMD lebih tebal, sekitar 2 cm dengan berat 1,45 kg dan versi Intel tebal 1,6cm dan berat 1,19 kg. Meski demikian, dua-duanya udah masuk kategori laptop enteng dan ringkas, yang gak bakal ngerepotin pas dibawa-bawa bepergian.
Layar
Untuk bagian layar, dua-duanya sama. Punya ukuran 14 inci, resolusinya udah full HD, dan gak bisa touchscreen. Panelnya pake IPS buatan Chi Mei yang punya seri N140HCA-EAC. Pas kami cek pake Spyder, color gamutnya berada di 45% NTSC, sRGB sebesar 62% dan AdobeRGB 47%. Spek ini udah cukuplah buat penggunaan yang kami sebut tadi, termasuk nonton film. Paling nggak, liat layar dari sisi kiri atau kanan, gambarnya gak pudar. Gak ketinggalan, udah anti-glare jadi tetap nyaman pas di ruang yang banyak cahaya karena gak silau kena pantulan di layar.
Keyboard, Touchpad, Webcam, Baterai, I/O Port
Keyboard
Dengan desain chiclet, keyboardnya standar aja dan tidak terdapat numpad. Jadi posisi tombol home, page up, page down, dan end berdekatan dengan tombol panah navigasi berukuran lebih kecil. Dari sini memang kelihatan kalau penggunaannya bukan khusus untuk yang sering memasukkan data berupa angka-angka. Di area paling atas, terdapat function keys, dan paling ujung kanan merupakan tombol Power. Tombolnya udah pake backlit putih yang punya dua tingkat kecerahan. Sayang gak ada penanda khusus untuk tombol Caps Lock atau Power saat nyala.
Untuk kenyamanannya, juga standar. Kami tidak mendapatkan informasi mengenai travel key-nya. Tapi dari experience kami, feelnya terasa pas ditekan dan cukup nyaman. Apalagi bunyi kliknya minimalis, ini salah satu yang bikin enak pada skenario ngetik-ngetik.
Touchpad
Dengan area palm rest yang lumayan luas, touchpadnya dibuat besar dengan menyisakan sedikit jarak pada sisi atas dan bawahnya. Touchpad yang terdapat pada laptop ini memang tidak menyediakan dedicated button untuk klik kiri dan klik kanan. Tanpanya, emang membutuhkan keterbiasaan pas ditekan. Tapi untuk landasan buat navigasi, udah cukup enak. Dan kayak touchpad lainnya, udah support multi gesture sampai empat jari.
Webcam
Gak tau ya, sekarang ini webcam masih suka terpakai apa nggak. Soalnya dengan adanya smartphone, kami sih ngerasa webcam jadi jarang dipake. Meski begitu, webcam tetap jadi salah satu fitur yang pasti ada di semua laptop, mulai dari kelas 3 jutaan sampe puluhan juta. Dan sayangnya juga, kualitas webcam ya gitu-gitu aja. Bisa dibilang semuanya punya spek yang sama. Resolusi 720p dengan aspect ratio 16:9 dan frame rate mentok di 30fps. Hasilnya juga cenderung ada noise. Tapi pergerakan lancar dan cukup nyaman buat video call atau video chat.
Baterai
Secara spek, kedua laptop punya kapasitas sama yaitu 48 Wh. Tapi ternyata daya tahannya berbeda. Penggunaan CPU sepertinya berpengaruh terhadap penggunaan daya. Hasil test baterai yang lakukan PCMark 8 Home Conventional dengan mode Power Saving menyala, WiFi dimatikan, dan brightness diatur ke paling rendah. Hasilnya, pada versi AMD ternyata waktunya lebih lama yaitu hingga 6 jam 39 menit. Sedangkan yang versi Intel cuma bertahan sampai 4 jam 55 menit. Dari sini cukup membuktikan untuk urusan power management AMD unggul.
I/O Port
Swift 3 versi Intel udah punya USB type-C yang support Thunderbolt 3.0 dan DisplayPort. Keren lho, apalagi untuk sekelas laptop murmer. Port ini ada di sisi kiri, bersebelahan sama USB 3.1 type-A, HDMI, dan port adaptor. Di kanannya, ada jack audio, USB 2.0, dan kensington lock. Sedangkan port yang ada di Swift 3 versi AMD, sisi kirinya terdiri dari USB type-C, dua port USB 3.1 type-A, HDMI, jack audio, dan port adaptor. Dan untuk kanannya ada card reader , USB 2.0 dan kensington lock.
Storage, Ugradability, Audio, Suhu
Storage
Untuk urusan storage, laptop ini sudah dipersenjatai dengan SSD NVMe dengan kapasitas sama, yaitu 256 GB. Gak gede sih, tapi buat ngejar performa, ini jauh lebih baik dibanding HDD. Tapi setelah dilihat performa masing-masing dari CrystalDisk Mark dan AS SSD Benchmark, SSD yang ada di versi Intel punya kecepatan baca dan tulis yang lebih kencang. Buat tau detailnya bisa liat di chart berikut ini.
Upgradability
Kami agak kecewa nih sama opsi upgrade pada laptop versi intel, khususnya di bagian memori. Laptop ini cuma ngasih RAM 4GB yang disolder dan gak dikasih slot kosong tambahan. Jadi udah mentok deh di kapasitas segitu aja. Berbeda dengan versi AMD, Pada laptop amd masih menyertakan satu slot memory, jadi kalian bisa upgrade memorynya menjadi 8 atau 12 gb dual channel. Selain kapasitasnya menjadi besar, performance pun akan cukup berpengaruh pada platform AMD. Ruang HDD juga gak ada karena udah penuh sama baterai. Satu-satunya yang bisa diupgrade atau lebih tepatnya diganti yaitu SSD. Udah kepasang 256 GB, kalian bisa ganti kapasitas lebih besar. Kalau mau. Kalau nggak, ya pake SSD atau HDD eksternal aja.
Audio
Swift 3 punya dua speaker stereo yang ditempatin di bagian bawah, di sisi kiri dan sisi kanan. Posisi ini cukup bagus selama laptop ditempatkan dimeja karena efek suara akan memantul dan terdengar lebih kencang. Untuk kualitasnya rata-rata lah. Suara treble lebih dominan dibanding bass yang kurang nendang. Acer juga gak ngasih pengaturan khusus melalui software bawaan atau sejenisnya.
Suhu
Pengujian suhu kami lakukan dengan menjalankan stress test melalui AIDA64 dengan memantau suhu CPU selama 15 menit, terlihat bahwa suhu Ryzen 5 3500U lebih adem. Setelah 15 menit berjalan, suhu di Ryzen 5 rata-rata ada di 72,5 derajat. Dengan suhu terendah ada di 62,8 derajat dan tertinggi di kisaran 84 derajat.
Sedangkan untuk Intel Core i3-1005G1, suhu rata-rata 82 derajat. Dengan suhu terendah ada di 73 derajat dan tertinggi di kisaran 92 derajat. Grafik di AIDA64 sendiri sempat menunjukkan throttling ketika suhu ada di atas 90 derajat.
Performance, Kesimpulan
Performance
Swift 3 SF314-57 pake processor Intel Core i3-1005G1 berbasis dual-core dan Swift SF314-41 menggunakan AMD Ryzen 5 3500U berbasis quad-core. Makin banyak core, maka pada skenario multi threading AMD jelas menang banyak.
Ini keliatan dari skor pengujian di Cinebench yang mana versi AMD punya skor multi-core yang lebih tinggi dibanding Intel. Kalo AMD skornya mencapai 656, versi Intel cuma di kisaran 365. Tapi bukan berarti Intel kalah. Karena performa single-core pada Cinebench untuk versi Intel, skornya lebih tinggi. Versi Intel dapat skor 159, sedangkan untuk AMD cuma dapet skor 146.
Performa saat full-load, keduanya terlihat cukup optimal. Dari pantauan ketika menjalankan stress test di AIDA64, frekuensi clock masing-masing prosesor stabil di atas 3GHz.
Kami sebenarnya agak menyayangkan bahwa kedua laptop ini hanya terpasang 4GB. Bukan apa-apa. Meski kami tau bahwa ini salah satu strategi penjualan agar harganya lebih murah, tapi dengan prosesor generasi terbaru, mestinya bakal lebih optimal pas dipasang dual channel. Mengapa ? karena kedua CPU ini menggunakan internal graphic dimana IGP pada laptop ini membutuhkan bandwith memory tinggi untuk push performance pada graphicnya.
Sedangkan buat yang ingin coba-coba main game, kedua laptop ini hanya sanggup menjalankan game-game lawas atau yang lebih ringan. Jangan ngarep maen game triple A ya. Game esport yang berhasil kami coba yaitu CS: GO dan Dota 2 saja. Pilihan grafis juga mesti mentok kiri. Penurunan resolusi dari 1080p ke 720p juga cukup membantu peningkatan fps s. Jadi ya maklum aja karena laptop ini bukan buat nge-game.
Untuk hal produktifitas seperti office, browsing, dan nonton video, laptop ini cukup menyenangkan karena ditambahnya penggunan SSD yang lebih kencang jadi makin asik ketika pakai laptop ini.
Kesimpulan
Dua seri Swift yang kami uji kali ini memang khusus buat kalian yang butuh laptop untuk aktivitas yang ringan-ringan aja. Mengenai pilihan CPU berbeda, itu lebih kepada selera. Kadang ada yang fanatik sama salah satu brand. Tapi selain masalah selera, kami sudah sedikit mengulas plus minus diantara keduanya.
Untuk performa multicore, AMD lebih unggul. Sedangkan singlecore, Intel-lah jawaranya. Dan masalah suhu, AMD terlihat lebih adem, begitu juga daya tahan baterainya yang lebih tahan lama. Kebanyakan pengguna yang benar-benar awam hanya terbersit CPU Intel yang lebih populer. Jadi ya lagi-lagi kembali ke konsumennya saja.
Untuk harganya, Acer Swift 3 seri SF314 – 41 yang pake CPU AMD Ryzen 5 3500U dibanderol dengan harga Rp7.999.000. Terus buat Swift 3 SF314 – 57 yang pake CPU Intel i3-1005G1 punya harga lebih mahal sejuta, yaitu Rp8.999.000.
Kalo spek standar karena harga terjangkau, itu memang sesuatu yang lumrah. Tapi kali ini kami gak suka sama keterbatasan memori yang bisa dibilang pelit banget. Ini yang terjadi pada Swift 3 versi Intel. Udah ramnya kecil, gak bisa di upgrade pula. Mudah-mudah kedepannya Acer bakal ngilangin keterbatasan ini mengingat kebutuhan akan komputasi makin hari makin bertambah, dan permasalahan untuk memory ini menurut kami juga penting, karena laptop memakai IGP pasti membutuhkan hardware reserved dimana akan memotong jumlah kapasitas memory.
Jadi jika kami simpulkan pada laptop Intel menang akan bobot yang ringan, body yang kokoh, performance single core dan storage yang kencang, dan sudah support thunderbolt. Tapi minusnya tidak ada opsi upgrade, performance multicore yang bisa dibilang kurang memuaskan, daya tahan baterai yang kurang dan harga yang lebih mahal dari kompetitornya.
Sedangkan pada laptop AMD menang di performance multicore, upgradeability pada memory yang bisa push performance IGP dan CPU nya, daya tahan baterai yang panjang, dan harga yang murah. Tapi minusnya, storage yang tidak terlalu cepat walaupun sudah NVME, bobot yang lebih berat dikelasnya , performance singlecore yang gak sekenceng intel dan tidak adanya support thunderbolt.