Pembukaan, Spesifikasi, Desain, Dimensi
Pembukaan
Selama ini kami kebanyakan menguji laptop gaming dengan ukuran layar 15 inci. Bukan apa-apa, ukuran tersebut emang udah standar laptop gaming mid end, apalagi buat yang ngejar harga lebih terjangkau. Nah, buat yang protes sama ukuran layar yang itu-itu aja, kami coba ngereview laptop versi layar 17 inci tapi harganya juga terjangkau.
Kali ini yang akan kita review adalah MSI GF75 9RCX-270ID. Selain punya layar 17 inci, speknya udah cukup bagus karena udah pake CPU Intel Core generasi ke-9 Coffee Lake dan GPU GeForce GTX 1050Ti. Untuk lebih lengkapnya berikut spesifikasinya.
Spesifikasi
Desain
Meski ditujukan segmen entry level. MSI gak ngasih desain asal-asalan. Tampilannya sederhana minimalis tapi tetap garang dengan aura gaming yang masih terasa. Bodinya dibalut casing alumunium yang dikasih finishing metal brush. Logo MSI dibagian tengahnya juga bukan tempelan dan menyatu dengan bodi. Pake konsep ergonomic view design, ketika layar dibuka, hinge-nya akan sedikit mengangkat bodi bawahnya agar posisinya bikin ngetik jadi lebih nyaman. Hinge-nya sendiri bisa dibuka sampai kemiringan 145 derajat.
Yang agak berbeda yaitu bagian atas keyboard yang memiliki area kosong yang cukup luas. MSI tidak menempatkan apa pun di sini. Ruang kosong ini sebenarnya merupakan solusi dari MSI guna menghindari panas agar tidak langsung terasa pada area keyboard. Biasanya keyboard berada di atas CPU dan GPU. Jadi saat keduanya mulai panas, maka area keyboard juga ikut panas dan ini akan mengganggu saat mengetik. Nah, MSI menciptakan solusi agar panas tersebut tidak langsung ke area keyboard. Makanya, keyboard ditempatkan agak ke bawah dan tidak berdekatan langsung dengan CPU dan GPU.
Dimensi
Penggunaan nama Thin pada seri-nya menegaskan kalo laptop ini dibikin tipis. Paling nggak buat ukuran laptop gaming 17 inci. Meski masih kalah tipis dibanding seri GF63 yang punya ketebalan 2,1 cm, seri GF75 punya ketebalan sekitar 2,2 cm. Itungannya masih tipis lah. Begitu juga dengan dimensi lainnya yang sedikit lebih besar. Ya wajar aja, soalnya layar GF75 ini lebih gede dibanding GF63 yang cuma 15 inci. Untuk panjangnya sekitar 39,7 cm dan lebar 26 cm. Sedangkan beratnya masih terbilang enteng, cuma 2,2kg aja. Cukup portabel untuk laptop dengan layar besar.
Layar, Keyboard, Touchpad, Webcam
Layar
Layarnya yang berukuran 17,3 inci ini udah pake panel IPS buatan AU Optronics yang punya seri AUO B173HAN04.2. Resolusinya full HD dan yang asik refresh rate-nya 144Hz. Gaming banget kan. Untuk tingkat kecerahannya juga cukup tinggi yaitu 341 cd/m2. Layarnya punya sRGB 94%, NTSC 72%, dan AdobeRGB 72%. Untuk akurasi warna delta E-nya ada di angka 2.6. Malah kalo dikalibrasi jadi 1.7 yang terbilang cukup bagus.
Buat kenyamanan mata, layar pada laptop ini sudah uanti-glare, biar gak silau kena pantulan cahaya atau lampu. Dan karena udah panel IPS, jadi tetap bagus pas diliat dari berbagai sisi. Spek ini udah cukup mantap, gak cuma buat gaming, tapi juga masih cocok lah buat para editor profesional yang butuh akurasi warna tinggi.
Keyboard
Karena punya layar gede, otomatis dimensinya juga gede. Nah untuk keyboard jadinya punya ruang yang lebih lega. Padahal udah termasuk area numpad lho. Ruang sisa terlihat lapang di bagian atas keyboard yang kami ngerasa sayang banget gak dimanfaatin buat nempatin sesuatu. Untuk sisi kiri dan kanannya juga tergolong masih lebar. Sedangkan bagian bawahnya tergolong standar. Untuk penempatan tombol-tombol memiliki jarak yang pas dan gak desak-desakan. Ini bikin ngetik jadi enak dan asik. Tombol-tombolnya punya backlit warna merah dengan satu motif aja yang punya tiga tingkat kecerahan. Tombolnya punya travel key yang gak terlalu rendah, jadi pas ngetik emang mesti ditekan agak dalam dan justru kami lebih suka karena lebih berasa feel-nya. Tombol-tombol-nya standar, gak ada tombol shortcut atau macro.
Touchpad
Touchpadnya punya ukuran cukup besar. Posisinya diliat dari area bawah dan atasnya dibikin mepet banget. Emang gak ngaruh sama penggunaan sih, cuma diliatnya kurang asik aja. Touchpad-nya gak punya tombol fisik klik kiri dan kanan. Landasannya cukup licin dan enak untuk navigasi. Untuk masalah feel, touchpad ini cukup nyaman dipake meski tetap aja gak seenak mouse.
Webcam
Meski bezel bagian atas udah cukup tipis, posisi webcam tidak berubah dan ada di posisi layaknya webcam. Untuk spesifikasinya standar, punya resolusi 720p dengan aspect ratio 16:9 dan frame rate 30 fps. Meski masih banyak noise, tapi ini bukan kelemahan sih karena hampir semua laptop punya kualitas yang mirip. Tapi buat masalah kenyamanan, untuk video call atau skype, sudah cukup lah.
Baterai, I/O Port, Storage, Upgradability
Baterai
Untuk pengujian baterai kami menggunakan PCMark 8 Home Conventional dengan mode Power Saver menyala, WiFi dimatikan, dan tingkat brightness diatur ke paling rendah. Dengan baterai berkapasitas 51 Wh, laptop ini ternyata mampu bertahan sampai 4 jam 22 menit. Gak beda jauh sama MSI GF63 yang punya spek baterai sama. Sedangkan untuk laptop sekelas, jika dirata-ratakan waktu ini cukup baik. Karena biasanya hanya bertahan di kisaran 2-3 jam, yang perlu diingat ini layarnya 17” lho. Jadi kalau kalian mau pake laptop ini buat aktivitas yang ringan-ringan aja kayak mengetik atau browsing internet, waktu tersebut masih cukup bagus bahkan bisa bertahan diatas 5 jam. Asal jangan dipake maen game ya, karena kalo mau maen game ya mesti pake adaptor.
I/O Port
Port I/O-nya banyak, secara berurutan di sisi kiri ada port adaptor DC-in, HDMI, dan dua port USB3.1 Gen 1 type-A. Disebelahnya lagi ada indikator led buat baterai. Sedangkan di sisi kanan, ada kensington lock, port audio yang terpisah jadi dua, untuk micropone dan headphone, terus masih ada USB 3.1 Gen 1 type-A, USB 3.1 Gen 1 type-C yang gak support Thunderbolt, dan port LAN. Tiap sisi ini di bagian pinggirnya ada airhole, makanya posisi port I/O jadi agak ketengah. Minusnya pada SKU ini yaitu tidak menyertakan card reader.
Storage
Buat ngejar harganya biar murah tapi performa tetap kencang, laptop ini ngasih SSD dengan kapasitas 256GB aja. Udah gitu SSD yang dipake sedikit kurang optimal karena cuma pake jalur PCIe 3.0 x2. Coba kalo pake yang x4, kayaknya lebih mantep lagi tuh. Soal kapasitas, buat gaming sih sebenernya kurang soalnya game-game sekarang ukurannya gede-gede. Belum lagi buat instal software atau nyimpen data gede lainnya. Buat liat performanya, berikut tabel skor dari CrystalDisk Mark dan AS SSD benchmark.
Upgradability
Saran kami, RAM-nya yang cuma 8 GB single channel ada baiknya diupgrade. Ya minimal tambah 8GB lagi biar jadi dual channel. Sedangkan kalo mau dimentokin, RAM-nya support sampe 64GB. Gitu juga sama storagenya, cuma dikasih SSD 256 GB emang terasa kurang. Ada dua pilihan, mau tambah satu m.2 ssd atau SSD 2.5” lagi atau satu HDD SATA 2,5 inci. Tergantung dompet kalian aja. Jangan sampai beli storage pake uang haram, biasanya speednya turun.
Audio, Software, Suhu, Performance, Kesimpulan
Audio
Audionya pakai dua speaker yang diperkuat Nahimic 3. Dari softwarenya, udah nyediain pengaturan dan preset untuk pilihan skenario seperti denger musik, nonton film, voice chat, dan juga buat gaming. Pas diaktifin, suaranya emang terasa bedanya dan terasa lebih baik.Ketika ngegame, speaker ini mampu nampilin suara dengan berbagai efek ledakan yang ada di kiri atau kanan secara pas. Jadi meski merupakan speaker stereo, tapi berasa juga aura surround-nya. Kalian juga bisa ngetest suara ini dari software Nahimic melalui fitur Sound Tracker.
Software
MSI Dragon Center masih jadi andalan buat laptop gaming MSI. Isinya macem-macem, mulai dari pantau kondisi hardware, pengaturan fan, audio, lighting RGB, dan power options. Tapi khusus untuk ningkatin performa, kalian cukup utak-atik di bagian System Tuner.
Suhu
Seperti yang udah disebut sebelumnya, area di atas keyboard yang lapang didalamnya ada dua fan besar yang masing-masing di tempatkan di sisi kiri dan kanan. Makanya di masing-masing sisi kiri kanan dan bawah layar ada airhole, karena fan posisinya dekat sama airhole. Jadi ngebuang panasnya langsung ke sisi tersebut. Untuk suhu CPU sendiri, pengujian stress test pake AIDA64 selama 15 menit, menunjukkan kalau CPU-nya ada dikisaran 88 derajat celcius. Suhu ini masih dalam batas wajar sih, apalagi pas diliat frekuensi clock-nya masih terbilang tinggi.
Performance
Meski GPU GTX 1050Ti ada dikelas entry level, laptop ini menggunakan CPU kelas yang tinggi yaitu Intel Core i7-9750H yang punya 6 core dan 12 thread buat ngimbangin performa-nya. Karena biar harganya lebih murah, RAM-nya yang 8GB masih cukup sih untuk kebutuhan yang tidak terlalu kompleks.
Khusus untuk performa CPU, skor di Cinebench pada skenario multi-core yang terbilang tinggi dan sedikit unggul dibanding laptop lain dengan CPU sama, misalnya Gigabyte Aero 17 XA atau Acer Nitro 7 yang pernah kami uji sebelumnya.
Selain itu, pada stress test, frekuensi clock CPU stabil berada di 3,2GHz yang artinya masih jauh diatas base clock-nya. Namun pada Intel Xtreme Tuning Utiliti, terpantau power limit throttling. Kami meyakini, jika MSI lebih fokus lagi dengan tuning power, performance dan cooling, hasilnya akan jauh lebih memuaskan. Karena dengan body yang cukup besar dan spek yang bisa dibilang gak terlalu tinggi, banyak hal yang bisa di explore lagi
Sedangkan untuk GPU-nya, jelas dan emang suatu keharusan MSI GF75 ini lebih tinggi dari MSI GF63 9SC yang sama-sama pake GTX 1050 Ti. karena dengan body yang bertambah besar dan cooler yang lebih besar dimensinya akan membuat boost clock GPU lebih tinggi dari GF63.
Kesimpulan
MSI GF75 Thin 9RCX bisa jadi solusi buat kalian yang cari laptop dengan layar 17 inci tapi harganya gak mahal-mahal amat. Dibanderol sekitar 13 juta 849 ribu rupiah, laptop ini jelas cukup menarik. Karena dengan spek dan harga yang mirip, rata-rata laptop lain masih pake layar 15 inci.
Udah gitu,secara tampilan laptop ini juga cukup keren. Meski layar gede tapi dimensinya masih terbilang ramping untuk laptop sekelas. Aura gamingnya juga masih keliatan tapi gak keliatan rame karena backlitnya cuma punya satu warna aja.
Untuk speknya, laptop ini menyesuaikan dengan segmen yang dituju, yaitu buat kaum kere hore yang pengen main game dengan pilihan grafis menengah ke bawah. Performa CPU-nya juga cukup bagus dengan frekuensi clock yang masih tinggi saat full load. Untuk suhunya, juga masih terbilang cukup baik.
Layar juga jadi hal yang menurut kami cukup memikat. Ini membuatnya gak cuma asik buat main game, tapi masih mumpuni untuk pekerjaan lain seperti video editor. Ketersediaan slot buat upgrade-nya lengkap. Begitu juga dengan port I/O yang terbilang komplit di kelasnya. Minusnya gak ada card reader, agak sedikit ngeselin untuk yang sering pegang camera
Sedangkan yang kami kurang suka yaitu RAM 8GB yang masih single channel dan juga kapasitas storage yang terbilang kecil untuk laptop gaming. Meski ini masih dimaklumi mengingat laptop ini dibanderol dengan harga murah yang tentu saja terdapat pengurangan beberapa komponen tapi tanpa menurunkan performanya.