Pembukaan
Setelah diperkenalkan di acara Computex 2019, MSI akhirnya resmi membawa laptop seri Prestige terbarunya yaitu MSI PS63 Modern 8SC ke Indonesia. Seri yang ditujukan buat para content creator ini emang punya tampilan yang cukup keren. Bodinya tipis dan stylish. Pada computex 2019 memang nama laptop ini PS63 modern, tapi nama laptop ini sudah dikonfirmasi berubah menjadi MSI Prestige 15.
Dengan design tipis, prosesor yang dipake adalah seri U dengan TDP rendah. Kenapa? Soalnya, laptop tipis kan resiko panas, jadi MSI ngakalinnya pake prosesor seri U. Sedangkan spesifikasi lainnya bisa dibilang cukup menunjang kebutuhan content creator. Untuk lebih jelas, ini dia spesifikasi singkatnya.
Spesifikasi
Desain
Seri P yang merupakan singkatan dari Prestige dirancang dengan bentuk yang minimalis dan professional. Desainnya emang jadi salah satu daya tarik dari laptop ini. Seluruh lapisannya mulus dan tampilannya minimalis yang bikin keliatan makin elegan. Dan yang bikin tambah keren, dipinggir layar ada pantulan efek warna biru mengkilau. Tapi sayang, bodinya gampang kotor sama jari berminyak. Bodinya menggunakan cassis alumunium dengan warna abu-abu, laptop ini terlihat kokoh meski bobotnya ringan.
Dimensi
Laptop ini punya dimensi yang tipis. Ketebalannya cuma 1,5 cm. Kalo untuk panjangnya 35,68 cm, ya masih umumlah. Tapi lebarnya lebih pendek yaitu 23,37 cm. Jadi laptop ini selain tipis, punya dimensi yang panjang karena ukuran lebarnya yang bisa dibilang tidak standar. Untuk beratnya juga enteng, cuma 1,6kg. Jadi lagi-lagi pas banget untuk dibawa-bawa presentasi atau kerja di tempat lain.
Layar
Laptop ini punya ukuran layar 15,6 inci dengan resolusi 1920 x 1080 pixels dan udah anti-glare. Refresh rate-nya standar 60Hz. Punya konsep minimalis, bezel layar ini ukurannya dibikin tipis yaitu sekitar 0,5 cm di semua sisi , kecuali sisi bawah. Ini bikin layarnya terlihat lebar dengan screen-to-body ratio 86%.
Panelnya bikinan innolux dengan seri N156HCE-EN1 yang punya color gamut 72% NTSC, sedangkan sRGB-nya hampir 100%. Tingkat kecerahannya juga cukup baik 300 candela/m2. MSI menyediakan beberapa color profile yang bisa kita pilih untuk berbagai aktivitas, kayak buat game, nonton film, design, dan lainnya. Panel ini spesifikasinya hampir sama dengan panel ASUS Zenbook UX533FDA yang menggunakan panel IPS BOE07D8 (NV156FHM-N63). Color gamutnya sama persis, yang membedakan viewing anglenya. Jika ASUS 85 derajat, MSI 89 derajat.
Keyboard
Tombol keyboard punya key travel yang rendah, jadi gak perlu menekan tombol terlalu keras saat ngetik. Tombolnya udah pake backlight yang punya satu warna yaitu putih. Ada tiga tingkat kecerahan yang bisa diatur dari tombol Fn sam PgUP dan PgDown. MSI nempatin tombol Fn di sisi kanan, jadi lebih mudah kalo pas menekan tombol kombinasi. Cukup pake satu tangan aja. Selain itu, tombolnya standar, gak ada tombol makro sama numkey. Untuk feel cukup asik buat ketik-ketik.
Touchpad
Touchpadnya punya ukuran yang lebar memanjang. Gak ada tombol fisik buat klik kiri dan kanan. Dan uniknya, di ujung kiri atas, udah ada sensor fingerprint buat proteksi akses ke laptop. Untuk landasannya terasa lebih licin dan gak kesat. Karena ukurannya lebih besar, jadi bisa lebih leluasa buat geser-geser ke berbagai sudut. Jadi pakenya lebih enak. Dan gak ketinggalan, touchpad ini udah support multi-gesture sampai 4 jari. Hanya saja dengan lebarnya touchpad, bagi tangan yang besar sering kesentuh atau ketekan klik. Tapi kalian yang merasa tergangu bisa mematikan touchpadnya.
Baterai
Penggunaan prosesor seri U, emang ditujukan supaya laptop ini lebih irit penggunaan baterainya. Dan ini terbukti. Pada pengujian yang kami lakukan, laptop mampu bertahan sampe 10 jam lebih. Skenario yang kami pake menggunakan PCmark dengan pilihan home conventional. Kita juga pake skenario mode power saver, tingkat brightness diturunin ke paling rendah, dan WiFi yang dimatiin. Dengan waktu pakai yang lebih lama, laptop ini jadi makin enak dipakai di tempat yang jauh dari jangakauan listrik atau dipake mobilitas kemana mana .
I/O Port
Konekivitas yang ada gak begitu banyak tapi udah mewakili untuk aktvitas bagi penggunanya. Di sisi kiri ada port adaptor, HDMI, USB3.1 type C Gen 1 yang udah support DisplayPort, USB3.1 type A Gen 1 yang support Quick charge 3.0. Jadi kalian bisa juga mengisi baterai hape dari sini dengan lebih cepat bahkan saat keaadan laptop mati. Tapi kalian mesti aktifin dulu fitur ini dari Software Creator Center. Terus ada jack audio. Sedangkan di sisi kanan, ada dua USB3.1 Type A Gen 1 dan Gen 2, dan microSD card reader.
Upgradability
Mengejar fisik yang tipis, laptop ini tidak pakai HDD. Jadi komponen yang bisa di-upgrade cuma RAM dan SSD. Untuk RAM, laptop ini sudah terpasang memori 16 GB DDR4 yang berarti masih dalam mode single channel. Karena masih ada satu slot kosong, kalian bisa menambahkannya jadi 32 GB ke mode dual channel. Utk SSD-nya tersedia di dua slot yang satunya sudah terpasang kapasitas 1 TB dan satunya lagi masih kosong.
Storage
Laptop ini udah support slot m.2 PCI-E 3.0 x4 yang lebih kencang. Didalamnya udah terpasang satu SSD dari Samsung yang punya kapasitas 1TB. Tapi saat kami cek di Windows, SSD ini udah dipartisi jadi dua drive. SSD-nya punya kecepatan baca dan tulis yang kencang. Dari CrystalDiskMark, kecepatan baca-nya sampe 3480 MB/s dan kecepatan tulis-nya 2244 MB/s. Pas banget buat konten kreator yang suka bermain dengan file berukuran gede.
Audio
Laptop ini punya speaker stereo yang ada di sisi bawah bagian kiri dan kanan. Saat disetel ke volume 100%, suaranya gak terlalu keras dan gak pecah. Wajar sih, karena masing-masing speaker punya daya 2 watt yang terbilang kecil. Audio-nya udah pake software Nahimic yang nyediain profil buat main game, denger musik, nonton film, sama komunikasi. Profil yang disediakan emang terasa, meski efeknya gak besar. Beda kalo pas pake headset. Suaranya terdengar lebar meski komposisi treble terasa lebih dominan. Tapi secara umum, audio-nya udah cukup asik kok.
Suhu
Dari AIDA64, keliatan suhu tertinggi di CPU-nya terpantau paling tinggi ada di 95 derajat celcius. Padahal kami sudah mengaktifkan mode cooler boost pada fan-nya. Throttling juga keliatan di grafik-nya AIDA64. Dari sini throttling maksimal nyampe 26%. Saat dipegang, area paling panas terasa di bagian bawah layar, terekam pada termometer kita sekitar 40-an derajat celcius. Walaupun throttling hingga 26%, CPU clock berjalan pada 3,4 GHz keatas yang berarti masih berjalan diatas baseclock. Dan sebenernya ini belum dikatakan throttling karena masih diatas base clock.
Software
Buat optimalisasi laptop, MSI menyediakan software Creator Center. Di halaman awalnya, ada profil buat software-software yang biasa dipake sama para content creator kayak produknya Adobe, Corel, MAGIX, dan VEGAS. Pada fitur ini kalian bisa pilih cpu yang kerja berapa core, priority aplikasi yang kalian gunakan. Dan kalian juga bisa optimize GPU dan memory ketika editing. Gak cuma itu, software ini juga nampilin informasi dan monitoring dari hardware yang ada di laptop, termasuk baterai dan audio. Dan yang gak kalah penting, disini juga disediakan profil dan konfigurasi manual untuk kecepatan fan.
Performance
Melihat apa yang ditawarkannya, MSI Prestige 15 ini bisa dibandingkan dengan Asus ZenBook 15 UX533FD yang masih pakai GPU GeForce GTX 1050 Max-Q karena kelas dan spek-nya mirip. Tapi ngeliat performanya, beberapa skenario benchmark, MSI ini mendapatkan skor yang lebih rendah. Bisa jadi ini karena performa yang turun karena throttling efek dari cooling atau power limit. Tapi untuk performa GPU, jelas MSI lebih kencang karena sudah menggunakan GPU yang lebih baru. Untuk lebih jelasnya, berikut skor yang didapat.
Kesimpulan
Seri Prestige 15 dari MSI bisa jadi pilihan buat kalian yang pengen dapetin laptop dengan bodi tipis dan tampilan mewah. Desain praktis dan enteng buat dibawa-bawa, cocok buat kalian yang memiliki mobilitas tinggi. Jadi gak terlalu pegel bawanya.
Penggunaan prosesor whiskey lake dan GPU Turing, emang bisa jadi solusi buat yang pengen ngedapetin laptop tipis untuk kerja dengan performa yang kenceng, tapi harganya lebih terjangkau. Meski bukan laptop gaming, tapi beberapa skenario gaming yang kami uji berhasil mendapatkan skor yang masih nyaman
Dari sisi harga, Asus ZenBook 15 UX533FD punya kisaran 26.999.000 rupiah. Sedangkan harga MSI Prestige 15 yaitu sekitar 22 jutaan rupiah. Dengan harga lebih murah, penggunaan GPU lebih baru serta storage lebih besar dan kenceng, tentu itu jadi point yang sangat menarik, dan yang gak kalah penting yaitu pada baterai yang mempunyai daya tahan yang cukup panjang.
Kekurangan pada laptop ini jika disandingkan dengan ZenBook 15 UX533FD yaitu tidak adanya camera IR yang bisa face recognition untuk security windowsnya. Tapi untuk mengobatinya MSI memberi fingerprint pada laptop ini dimana bacanya lebih cepat dari face recognition.
Saya ingin membeli MSI Prestige 15 karena spesifikasinya yang powerful dengan GTX 1650 Max-Q nya tetapi desainnya tetap simpel, tipis, dan elegan. Selain itu juga kebetulan notebook saya sebelumnya tidak memiliki resolusi dan spesifikasi layar yang mumpuni sehingga menjadi kurang optimal saat melakukan hal2 di media seperti editing dll. Prosesornya yang powerful juga mendukung dalam kegiatan perkuliahan saya yang untuk pemrograman, dan juga karna bobotnya yang ringan dan daya tahan baterainya yang cukup lama membuat mobilitas dari laptop ini semakin tinggi dan membuat saya semakin tertarik untuk membelinya.