Tak kenal maka tak sayang. Mungkin kalimat tersebut cocok di tempelkan pada pengguna komputer yang menganggap SSD terlalu mahal. Untuk itu, agar lebih mengenal SSD kita perlu tahu apapun yang berhubungan dengannya. Sengaja kami angkat tema storage untuk minggu ini, dan untuk artikel awal kami pilihkan pembahasan mengenai SSD. Mengingat, saat ini, SSD sudah tak lagi asing bagi “pemirsa” IT tanah air. Dan berikut adalah beberapa penjelasan yang berhubungan dengan SSD. Dengan begitu, anda bisa menetukan mana SSD yang pas dengan kebutuhan anda.
<
Part-Part penting SSD
- Chip NAND Flash
Chip ini yang nantinya menyimpan semua data yang tertulis dalam SSD. Semakin besar kapasitas sebuah SSD, semakin banyak chip NAND yang tertanam atau bisa juga menggunakan Chip NAND dengan kapasitas yang lebih besar per chip nya. NAND Flash biasanya di konfigurasikan dalam dua metode, Multi-Level Cell (MLC) dan Single-Level Cell (SLC).
Chip SLC menyimpan hanya 1 bit (0 atau 1) per transistor karena itu dapat dibaca dan ditulis lebih cepat. Sedang MLC mampu menyimpan 2 bit (00, 01, 10 atau 11) per transistor. Oleh karena itu muat data dua kali lebih banyak per chip, namun kecepatan baca rata-rata bisa lebih lambat 2x dan kecepatan tulis bisa 3x lebih lambat per NAND sel. Namun dalam operasi ganda dapat dibaca / ditulis. Hal lain yang tak kalah penting dari drive SSD adalah daya tahan. MLC chip berkualitas baik hanya sanggup bertahan hingga 10.000 siklus (write/delete), sedangkan SLC mampu bertahan hingga 100.000 siklus. Faktanya, SSD dengan chip MLC lebih banyak diserap karena lebih murah, dibanding SSD berbasis SLC yang cenderung di hargai lebih mahal.
Setiap memory cells diatur per paging sebesar 4KB. Ini unit terkecil yang bisa dibaca ataupun di tulis. Setiap 128 paging (512 KB) kemudian di satukan dalam satu blok. Dan itulah masalah terbesar yang seringkali menghambat kinerja sebuah SSD. Kenapa? karena saat proses hapus atau tulis ulang, yang terhapus adalah satu blok keseluruhan. Jadi misalkan anda ingin menimpah “secuil” data pada satu paging (4KB), chip kontroler harus membaca satu blok untuk menukar data dalam chip memory. Untuk itulah, sebuah proses yang kecil saja (1 paging), membutuhkan rantai proses yang panjang.
- Chip Kontroler
Chip ini yang mengatur kerja sebuah SSD. Chip ini pula yang banyak menentukan fitur-fitur utama sebuah SSD, seperti jenis interface (versi SATA), fitur performa juga fitur security. Berikut beberapa chip kontroler SSD (SATA II dan III) yang sudah ada dipasaran saat ini.
SF-2281 By LSI Sandforce
Chip ini paling banyak digunakan pada SSD yang saat ini beredar di pasaran. Contoh pabrikan SSD yang mengintegrasikan produk ini adalah, Intel, Team, Kingston, Sandisk, dan masih banyak lagi. SF-2281 merupakan generasi kedua untuk memenuhi kebutuhan pasar akan interface SATA III. Performa SF-2281 sangat baik disisi “read”, namun performa “write” bukanlah yang terbaik. Fitur yang di bawa Sandforce II antara lain :
IndiLinx Everest2 & BAREFOOT 3 By OCZ
Banyak ditemukan pada SSD merk OCZ tentunya. chip ini menjanjikan performa “write” yang lebih baik dari SF-2281. Fitur utama pada SSD yang membekal kontroler ini antara lain :
LM87800 By LAMD (Link A Media)
Salah satu merk yang menggunakan chip ini adalah Corsair dengan produknya Neutron dan GTX series. FYI, dengan kontroler ini, Corsair Neutron berhasil menjadi SSD terbaik pada ajang Computex 2012.
- eBoostTM
- ONFi 2.3
MDX S4LN021X01-8030 By Samsung
Dibenamkan dalam SSD terbaru samsung yakni seri 840 Pro. Walau agak boros daya (mengkonsumsi hingga 15W), namun performa merupakan yang paling tinggi saat ini (sementara) baik performa baca, tulis maupun buku tutup aplikasi.
Marvell 88SS9175 By Marvell
Sandisk Ultra Plus adalah salah satu type SSD di pasaran yang menggunakan kontroler ini. Secara performa, memang masih tergolong “lambat” dibanding Intel, OCZ Vertex apalagi Samsung 840 Pro. Tampaknya chip kontroler ini di targetkan untuk SSD kelas value. Karena melihat range harga Sandisk Ultra Plus yang bisa di bilang paling murah untuk kelas SSD SATA III.
Fakta
Beberapa kali kami menyinggung kelebihan SSD dibanding HDD berbasis piringan. Yang palling utama adalah performa tentunya. SSD versi awal saja jika dibandingkan dengan HDD berbasis piringan, performanya masih lebih kencang beberapa kali lipat. Dan juga, noise yang sangat minim, meskipun SSD tersebut hampir rusak, ia tetap tak menimbulkan bebunyian yang biasa kita dengar saat sebuah HDD konvensional mulai mendekati ajalnya. Konsumsi daya yang rendah juga poin yang amat penting bagi anda yang mengutamakan mobilitas saat bekerja. Sebab, dengan menggunakan SSD, minimal anda bisa memperpanjang usia battery 35%.
Pada bagian kedua nanti, kita akan mengupas performa sebuah SSD baik yang berinterface SATA maupun m-SATA. Juga kita akan bandingkan dengan HDD berbasis piringan dengan teknology terakhir (Seagate Momentus XT).
So, jangan lupa subscribe untuk notifikasi terupdate 😉
SSD adalah wajib
HDD bekasnya impor ke JKT om, buat pasang di PS ikrar ya 😀