Pembukaan; Spesifikasi; Packaging & Accessories; Design
Pembukaan
Kalau biasanya motherboard berchipset Z series kelas mid-to-high end memiliki desain yang cukup agresif dengan target pengguna para gamer maupun overclocker, maka motherboard ini memiliki pendekatan yang sedikit berbeda. Motherboard bertipe lengkap ProArt Z490 Creator 10G ini bisa dibilang merupakan motherboard dari Asus yang ditargetkan untuk para content creator, hal ini terlihat dari penggunaan nama ProArt dan Creator dan memiliki desain yang kalem, jauh dari kesan gaming. Walaupun memiliki desain yang kalem, sebagai motherboard berchipset Z series yang lekat dengan kemampuan overclocknya, apakah motherboard ini memiliki kemampuan yang mumpuni untuk hal tersebut? Kita mulai dari spesifikasinya dahulu
Spesifikasi
Asus ProArt Z490-Creator 10G | |
Socket | LGA1200 |
Chipset | Z490 |
Form Factor | ATX |
Packaging & Accessories
Motherboard ini datang dengan packaging yang bisa dibilang tergolong mewah. Boxnya berwarna hitam dengan aksen tulisan emas disekelilingnya. Pada bagian atasnya terdapat gambar diagonal yang memberi kesan kalau motherboard ini dirancang untuk para content creator. Dilihat dari design motherboardnya sendiri jelas kelihatan profesional, keren, dan elegan
Pada paket penjualan, selain terdapat motherboardnya itu sendiri Asus juga menyertakan beberapa aksesoris pendukung yang cukup lengkap. Kalian akan menemukan kabel SATA sebanyak empat buah, kabel DisplayPort, fan holder berukuran 4cm, baut dan perekat SSD M.2 NVMe, kitab-kitab, CD Driver, I/O shield berwarna hitam dengan aksen tulisan berwarna emas, dan satu Hyper LAN Card. sayangnya pada mobo ini belum ada WIFI AX sepert mobo z490 mid to end lainnya
Design
Apabila dilihat dari packingannya, motherboard ini ditujukan untuk para content creator dengan desain box yang sangat minimalis tapi berkesan classy, hal tersebut juga berlaku pada desain motherboardnya itu sendiri. Motherboard yang memiliki form factor ATX ini memiliki desain yang senada dengan boxnya, didominasi dengan warna hitam dan aksen tulisan “Power Up Your Imagination” berwarna emas yang terdapat pada heatsink VRM. Selain itu motherboard ini memiliki heatsink untuk satu slot SSD M.2 NVMe yang bersebelahan dengan heatsink chipset yang dihias dengan tulisan ProArt hitam berlatar emas. Sayangnya motherboard ini tidak memiliki aksen backlight penghias, walaupun hal tersebut adalah relatif.
I/O Port & Connector; Test Bed, VRM & CPU Performance
I/O Port & Connector
Pada bagian I/O Port, motherboard ini memiliki 2 USB Type-C dengan dukungan Thunderbolt 3, DisplayPort, HDMI Port, LAN port, 4 USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2 USB 3.2 Gen 1 Type-A, Optical SPDIF port, dan audio jack sebanyak 5 lubang.
Sedangkan pada bagian konektor internal, motherboard ini memiliki 6 port SATA 6GB/s, 2 slot SSD M.2 NVMe yang salah satunya memiliki heatsink, 3 konektor fan chassis, 2 konektor 4 pin RGB 12v, 1 konektor 3 pin ARGB 5v, dan 3 slot PCIe x16. Selain itu mobo ini juga sudah memiliki debug LED yang terletak di kanan bagian atas bersebelahan dengan port 12 pin power motherboard. Sayangnya motherboard ini belum memiliki tombol power sehingga apabila kalian ingin menggunakan motherboard ini dengan konfigurasi pada bench table atau lagi troubleshooting, diharuskan untuk menyentuh pin power switchnya dengan obeng.
Test Bed, VRM & CPU Performance
Motherboard ini memiliki VRM yang berjumlah empat belas dan semua VRM tersebut memiliki heatsink yang cukup tebal diatasnya. VRM yang berjumlah empat belas ini dibagi menjadi dua, dengan dua belas VRM untuk menyokong CPU dan dua sisanya untuk menyokong iGPU dan SA atau system agent. Sebagai motherboard berchipset Z series, sepertinya terasa ada yang kurang apabila kemampuan VRMnya dalam menahan panas tidak diuji, untuk itu kami akan menguji kemampuan VRMnya dengan spesifikasi test bed sebagai berikut:
Untuk menguji kemampuan VRMnya, kami melakukan stress test pada CPU Intel Core i9 10900KF dengan menggunakan software AIDA64 selama 15 menit dan untuk memonitor suhu VRMnya, kami menggunakan software HWInfo64. Test bed yang kami gunakan akan berjalan di dua skenario, yaitu pada skenario default dan skenario OC di 5.2Ghz dengan voltase di 1.4V. Oh iya, untuk controler VRM nya kami masih belum bisa mendapatkan info datasheetnya jadi langsung kita coba aja bagaimana performa VRM dari motherboard ini? Bisa dilihat pada chart berikut.
Setelah kami melakukan stress test, VRM pada motherboard ini memiliki suhu yang tergolong sangat adem. Pada skenario default, suhunya terpantau maksimal di 39.0°C. Sedangkan pada skenario OC suhunya berada di maksimal 42.0°C, masih sangat adem. Bagaimana jika ditambahkan sebuah fan berukuran 120mm di atasnya?
Berdasarkan hasil stress test dengan tambahan fan berukuran 120mm yang kami lakukan, suhu VRMnya mengalami penurunan yang cukup lumayan, baik itu pada skenario default maupun OC. Dengan hasil stress test yang kami lakukan, baik dengan fan maupun tanpa fan tambahan, VRM pada motherboard ini memiliki pendingin yang cukup baik, sehingga apabila kalian berencana untuk melakukan OC pada CPU dengan menggunakan motherboard ini bisa dipastikan kalau motherboard ini memiliki kemampuan daya tahan suhu yang sangat baik untuk ukuran motherboard non gaming. Tapi bagaimana performa CPU + GPU yang kami gunakan jika ditandem dengan motherboard ini? Setiap motherboard tentunya memiliki rule masing-masing, ntah itu maksimal CPU yang bisa digunakan, memory speed pada RAM, dan lain-lain, kami akan menggunakan beberapa software pengujian sintetis dan beberapa game eSport maupun AAA yang biasa kami gunakan, langsung aja cek hasil pengujiannya pada chart-chart berikut.
Melihat hasil benchmark pada test bed yang kami gunakan, baik itu benchmark dengan software pengujian sintetis maupun dengan game-game esport dan AAA, CPU dan GPU yang kami gunakan menunjukan skor yang cukup tinggi, kami tidak menemukan skor pengujian yang sangat rendah, sehingga kami menyimpulkan kalau motherboard ini masih sanggup untuk ditandem dengan CPU sekelas Intel Core i9 10th Gen bahkan dengan GPU RTX 2080TI.
Power Consumption; AI Overclocking; Software; Conclusion
Power Consumption
Kami juga mengukur daya yang digunakan oleh CPU ini dengan menggunakan Wattmeter dan hwinfo untuk melihat, dengan suhu VRM yang tergolong rendah, berapa watt yang sudah di keluarkan CPU ini. Untuk mengetahui konsumsi daya maksimal yang digunakan oleh CPU ini, kami menggunakan skenario pengujian dengan Cinebench R15 all core yang dijalankan sebanyak 5 kali dan aida64. Hasilnya dapat dilihat pada chart berikut.
AI Overclocking
Apabila kalian ingin melakukan overclocking CPU kalian dengan motherboard ini tapi kalian kurang paham tentang basic overclocking, kalian bisa mengandalkan AI yang terdapat pada motherboard ini untuk melakukan hal tersebut.
Bagaimana caranya? Cukup dengan masuk ke BIOS kemudian aktifkan AI Overclocking, maka CPU akan teroverclock secara otomatis. Untuk guidenya kalian bisa tekan tombol f11 pada bios. Seberapa besar perbedaan performa yang diberikan ketika fitur ini diaktifkan? Kami mengujinya dengan menjalankan software Cinebench R15 all core dan single core dan HWInfo 64 untuk mengukur perubahan performanya Hasilnya bisa dilihat pada chart berikut
Saat fitur AI Overclocking belum diaktifkan, CPU Intel Core i9 10900KF terpantau berjalan di 4.9Ghz untuk pengujian All core dan 5.3Ghz untuk pengujian single core, clock speednya memang cukup tinggi tetapi ketika AI Overclocking diaktifkan, CPU ini mampu berjalan di 5.1Ghz untuk all core dan 5.4Ghz untuk single core sehingga mampu menghasilkan skor yang lebih tinggi.
Fitur ini tentunya sangat membantu buat kalian yang ingin mendapatkan peningkatan performa dengan melakukan overclocking tapi tidak paham atau masih takut untuk melakukan hal tersebut. Menurut kami, AI overclocking ini cukup efektif untuk skenario gaming, karna dia akan mengatur boost clock yang tinggi pada skenario yang ringan.
Software
Motherboard ini dapat diinstall beberapa software khusus line up ProArt milik Asus, beberapa software tersebut contohnya adalah Creation First dan Asus AI Suite 3 yang dapat kalian download melalui website Asus. Kalian dapat memonitor traffic internet kalian menggunakan software Creation First, sedangkan Asus AI Suite 3 dapat digunakan untuk memonitor kondisi hardware PC kalian, selain itu AI Overclocking juga dapat dilakukan melalui software ini.
Conclusion
Melihat desain dan performanya, motherboard ini memiliki banderol harga di kisaran 5 jutaan. Selain memiliki desain yang cukup classy dan performanya juga cukup bagus, setelah kami tandem dengan CPU Intel Core i9 10900KF, mobo ini berjalan dengan baik pada skenario default maupun OC, suhu VRMnya juga tetap adem dan performa yang ditujukan juga sangat bagus.
Selain itu kelebihan pada motherboard ini terdapat di aksesoris pendukung yang sangat lengkap, sangat jarang kami temukan motherboard di range harga 5jutaan yang memberikan aksesoris seperti kabel DisplayPort, walaupun panjang kabel tersebut cukup pendek. Satu lagi kelebihan pada motherboard ini yaitu terdapat fitur AI Overclocking yang sangat membantu untuk meningkatkan performa CPU dengan proses OC yang cukup mudah dan bisa dipakai oleh orang yang awam sekalipun
Jika berbicara soal kekurangannya, motherboard ini belum memiliki WiFi AX walaupun sudah disediakan Hyper LAN card. Selain itu dengan tidak terdapat tombol power dan indikator OC akan cukup merepotkan dalam hal menyalakan PC bagi kalian yang terbiasa menggunakan open case atau saat troubleshooting.
Editor: DayuAkbar