Pembukaan, Spesifikasi, Desain, Dimensi, Layar
Pembukaan
Pada 23 Juni 2020, Acer mengadakan acara tahunan yang diberi nama next@acer 2020. Pada acara yang digelar secara streaming tersebut Acer meluncurkan beberapa produk, mulai dari laptop, komputer desktop, sampai kursi gaming.
Nah salah satunya adalah Acer Predator Helios 300 yang bakal kita bahas kali ini. Seri Helios 300 sendiri merupakan pembaruan dari generasi sebelumnya yang menggunakan nama seri yang sama. Yang jadi pembeda adalah dari generasi sebelumnya ada pada penempatan port dan airflownya. Terus gimana improvement dari generasi Helios 300 sebelumnya? Untuk lebih jelasnya, berikut spesifikasi yang bisa kalian lihat pada tabel berikut.
Spesifikasi
Desain
Sebelum kita bahas lebih jauh spesifikasi dan performanya, kita bahas terlebih dahulu desainnya. Masih mirip dengan desain seri Helios 300 generasi sebelumnya, laptop ini masih mengedepannya ciri khas seri tersebut. Diantaranya dominasi warna hitam dan sedikit warna biru.
Dan kali ini desainnya dibuat lebih dinamis dengan ukuran yang lebih ramping. Bagian covernya ada logo Predator yang menyatu dan bukan tempelan. Di sisi kiri dan kanannya ada garis warna biru yang menyala supaya desain polosnya gak terlalu kaku. Cuma sayang banget, lapisan ini masih aja gampang kotor sama sidik jari. Jadi rajin-rajin dibersihin kalo mau keliatan cakep.
Bagian dalamnya punya motif warna hitam dengan bagian atas keyboard terdapat lubang intake yang berfungsi menyedot udara. Di sebelah kiri lubang intake ada indikator mode Turbo dan sisi kanannya ada tulisan DTS. Sedangkan lubang exhaust-nya ada di sisi kiri, kanan, dan bagian belakang. Perubahan pada letak lubang adapter DC-in ini akan membuat manajemen kabel menjadi sedikit lebih rapi.
Di bawah layar ada tulisan Predator dan engselnya berbentuk panjang. Desain engsel ini juga yang bikin layar laptop bisa dibuka hanya dengan satu tangan saja. Meski secara umum bodinya dilapisi dengan bahan plastik polycarbonate, namun area di palm rest dan sekitarnya dibuat lebih kesat dan kokoh dibanding seri Nitro 5 yang kami review sebelumnya.
Dimensi
Laptop ini punya ukuran panjangnya 36,34 cm, lebarnya 25,5 cm, serta ketebalannya 2,29 cm. Dimensi ini lebih kecil dan tipis dibanding Helios 300 generasi sebelumnya. Selain itu bobotnya juga lebih enteng. Dengan hanya 2,2 kg saja. Jadi biar namanya laptop gaming yang katanya berat, gak berlaku buat Helios 300.
Layar
Sebagai seri gaming, laptop ini punya refresh rate tinggi. Bukan 144Hz, tapi 240Hz, yang jelas bikin pergerakan game-game FPS jadi lebih mulus. Mantap kan. Response time-nya juga lumayan cepet buat ukuran laptop gaming dengan panel IPS, 3 milisecond. Ini biar gak ada lagi efek-efek screen tearing. Begitu juga dengan tingkat brightnessnya yang cukup baik yaitu 300 cd/m2.
Panel IPS-nya sendiri bikinan Sharp, dengan resolusi full HD, asiknya lagi layar pada laptop ini menggunakan lapisan matte dan anti-glare yang bisa menghindari pantulan cahaya. Untuk melihat color gamut-nya, kami menggunakan Spyder dan hasilnya menunjukkan sRGB 93%, NTSC 65%, Adobe RGB 71%, dan DCI P3 71%. Spesifikasi ini sudah lebih dari cukup untuk penggunaan sebuah laptop gaming. Malah masih cukup mumpuni juga buat kalian yang suka ngedit-ngedit foto atau video dengan akurasi warna yang lumayan.
Keyboard, Touchpad, Webcam, Audio, Storage
Keyboard
Area keyboardnya cukup lebar. Ini terlihat dari tiap sisinya yang mentok sampai pinggir laptop. Dengan ukuran tombol yang besar dan berjarak, bikin enak saat mengetik. Terdapat pula area numpad yang dibagian atasnya terdapat tombol fungsi Predator Sense. Untuk menegaskan fungsi gaming, tombol WASD serta tombol arah dibuat sedikit berbeda dengan tombol lainnya.
Touchpad
Touchpadnya tidak menyertakan tombol fisik untuk klik kiri dan klik kanan dan tampil minimalis tanpa hiasan atau warna tambahan. Ukurannya lebar dengan posisi cenderung ke kiri agar pas berada di tengah area keyboard dan untuk feel nya tentu nyaman saat digunakan. Permukaannya licin dan enak buat navigasi. Untuk fungsi kliknya juga standar dan tidak terlalu susah ditekan. Tidak ketinggalan fungsi multi gesture yang bisa memanfaatkan toucpadnya hingga empat jari.
Webcam
Kalau dari spesifikasi, webcam hampir semuanya sama. Punya resolusi 720p dengan aspect ratio 16:9, frame rate mentok di 30 fps. Tapi tunggu dulu, untuk kualitasnya kami melihat webcam ini mampu menampilkan gambar lebih tajam. Noise tetap ada tapi lebih sedikit dibanding Nitro yang kami uji sebelumnya. Lumayan lah, masih cukup baik digunakan untuk aktivitas seperti video call atau video conference secara profesional.
Audio
Laptop ini menggunakan dua speaker yang terdapat di bagian bawah. Audionya sudah dilengkapi fitur DTS X: Ultra Audio. Fitur ini gak cuma gimmick dan terasa bedanya. Fitur ini sendiri sebenarnya lebih terasa maksimal ketika menggunakan headset. Kami sedikit terkejut, karena audio yang sering kami jadikan pengujian suara, kali ini menampilkan suara yang jarang terdengar. Artinya, audionya mampu menampilkan suara yang lebih detail dan lebih jelas.
Saat volume disetel ke 100%, suaranya cukup keras dan lantang. Karena hanya bermodal stereo saja, suara trebel jelas masih dominan dengan bass yang masih bisa dimaklumi. Dan seperti biasanya, disediakan pilihan preset suara melalui fitur Acer true Harmony. Namun tidak terdapat pengaturan manual.
Storage
Laptop ini hadir dengan dua SKU. Ada yang menggunakan storage SSD dan HDD, dan ada yang menggunakan SSD saja. Nah, SKU yang kami uji ini hanya memiliki satu SSD saja. Tapi jangan salah, ukuran udah 1 TB lho. Cukup lah buat install beberapa game yang boros kapasitas. SSD M.2 NVMe nya sudah menggunakan PCIe 3.0 x4 yang kencang. Hasil pengujian juga menunjukkan performa yang bagus. Dari hasil benchmark Crystal Disk Mark, skor baca dan tulisnya rata-rata mencapai angka 3000 MB/s. Sedangkan AS SSD benchmark juga hampir mendekati 3000 MB/s. Mantap lah.
Baterai, I/O Port, Upgradibility, Software, Suhu
Baterai
Baterainya menggunakan kapasitas 58.75Wh yang sebenarnya gak terlalu besar untuk sebuah laptop gaming. Pada pengujian yang kami lakukan, baterai ini hanya bertahan selama 2 jam 13 menit saja. Waktu ini memang cukup singkat walaupun lagi-lagi untuk laptop gaming memang lebih rakus daya. Skenario pengujian yang kami gunakan adalah dengan menjalankan aplikasi PCMark 8 Home Conventional dengan mode Power Saver menyala dan brightness minimum.
Sebagai catatan, laptop gaming memang idealnya menggunakan adaptor dan bukannya baterai saat pada skenario gaming. Jadi kalau kalian menggunakan baterai, tentu saja lebih cocok untuk aktivitas yang ringan-ringan, seperti mengetik atau browsing internet.
I/O Port
Untuk port yang ada cukup lengkap. Di sisi kiri secara berurutan, terdapat kensington lock,airhole, port LAN, dua USB 3.1 Type-A, dan jack audio. Di sisi kanannya lebih bervariasi lagi, ada USB type-C, USB 3.1 type-A, HDMI, DisplayPort, dan airhole. Terus untuk port adaptornya ditempatkan di sisi belakang. Sedangkan, card reader tidak disertakan.
Upgradability
Laptop ini punya opsi upgrade yang cukup baik. Slot RAM ada dua tapi sudah terisi semua. Jadinya 16GB dual channel. Untuk slot SSD ada dua. Satu sudah terisi dengan 1 TB dan satunya masih kosong. Jadi kalian masih bisa nambah lagi kalo kurang. Gak Cuma itu, masih ada satu ruang kosong buat HDD 2,5 inci.
Software
Untuk Helios 300 ini, ada software yang namanya Predator Sense. Software ini penting buat ngutak-atik sistem supaya performa stabil dan adem. Yang ada di sini diantaranya pengaturan untuk putaran fan. Pilihan ini penting saat sistem dalam kondisi panas, kalian bisa atur ke putaran maksimal. Namun kami merasa suara yang dihasilkan cukup berisik, lebih berisik dari Nitro yang sebelumnya kami uji. Dari Predator Sense terpantau putarannya mencapai 5000 RPM pada CPU dan 6000 RPM pada GPU.
Pilihan lainnya ada monitoring untuk memantau suhu GPU dan CPU, lighting untuk mengubah atau mengatur backlit RGB keyboard, serta fitur Overclocking GPU yang tidak bekerja untuk seri Helios 300 ini. Fitur ini sendiri memang bakal aktif untuk seri laptop gaming Acer kelas atas lainnya, seperti Triton. Oiya, untuk pengaturan audio pada Acer True Harmony juga ada disini.
Suhu
Laptop gaming yang diperkenalkan oleh Acer pada acara next@acer ini juga menghadirkan sistem pendingin generasi terbaru yaitu 3D AeroBlade Generasi ke-4. Intinya, fan ini memiliki kemampuan mendinginkan CPU dan GPU lebih baik dibanding sebelumnya. Apa iya? Sebagai bukti, kami coba melakukan stres test menggunakan AIDA64.
Dengan mengaktifkan fitur CoolBoost serta fan pada putaran maksimal, suhu CPU pada menit ke 15 berada di kisaran 75 derajat celcius. Pada grafik chart terlihat stabil dari menit-menit awal. Dari hasil tersebut, terbukti pendingin yang diperbarui Acer efektif meredam suhu dengan baik, meski laptop dalam kondisi full load. Mantap.
Performa, Kesimpulan
Performa
Kayaknya percuma kalo Acer bikin refresh dari seri Helios 300 tapi performanya tidak lebih baik dari generasi sebelumnya, tapi untungnya disini, jelas taring nya di keluarkan pada sisi performance. Pertama, dengan prosesor generasi terbaru yang lebih kencang, ditambah komponen lain yang juga gak kalah gahar, performanya mantap. Helios 300 yang kami uji ini menggunakan CPU Intel Core i7-10750H yang punya 6 core dan 12 thread. GPU-nya kali ini pakai NVIDIA GeForce RTX 2070 Max-Q. Nah, buat yang sedikit meremehkan performa GPU tipe Max-Q, kalian akan lihat bahwa performanya udah mantap dan gak kalah sama tipe non Max-Q atau juga disebut Max-P. Ditopang dengan RAM dual channel 16 GB yang punya frekuensi kencang 2933 MHz, performa mantap banget.
Yang pertama bisa dilihat dari pengujian Cinebench R15. Skor tertinggi yang berhasil kami dapatkan adalah 1352 untuk multi-core dan 204 untuk singlecore, bersaing ketat dengan Lenovo Legion 5i. Begitu pula pada skor PCMark 8 Home Conventional, dengan perbedaan skor yang tidak jauh. Untuk performa saat stress test, pada menit ke 15 frekuensi clock ada di 4,2 GHz. Ini jelas tinggi mengingat ini laptop gaming, bukan PC gaming.
Untuk performa GPU, RTX 2070 Max-Q udah mampu main game-game berat di settingan mentok kanan. Apalagi seri RTX ini udah support Ray Tracing yang bikin tampilan makin yahud. Skor pengujian 3DMark Port Royal untuk GPU ini juga terbilang bagus.
Sedangkan untuk Assassins Creed dan Far Cry 5 dengan pengaturan grafis mentok kanan, FPS yang ditampilkan masih sanggup mendapatkan 60 fps. 60 fps sendiri jadi patokan standar tingkat minimal kenyaman bermain game. Sedangkan untuk game lain yang lebih ringan untuk esport, kayak APex Legends atau PUBG, FPSnya masing-masing berada di rata-rata 223 dan 178 FPS. Oiya, khusus dua game esport ini kami atur resolusinya di pilihan grafis mentok kiri untuk memudahkan membandingkan dengan pengujian dengan laptop laptop sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa lihat chart lengkapnya berikut ini.
Kesimpulan
Dengan pembaruan spesifikasi dan fitur lain, membuat Acer Helios 300 tampil cukup keren dengan peningkatan di sisi performa. Gak cuma itu, desainnya kali ini juga dibuat lebih dinamis dengan dimensi yang lebih ramping dan bobot lebih ringan. Punya kasta di atas seri Nitro, seri Helios ini jelas jadi pilihan menarik lainnya buat kalian yang punya budget lebih tinggi.
Layarnya juga cukup bagus dengan tampilan yang tajam, terang, dan akurasi warna yang bagus membuat layarnya gak cuma asik buat nge-game, tapi juga bisa diandalkan buat content creation.
Hal menarik lainnya adalah sistem pendingin yang berjalan baik dimana peningkatan suhu mampu diatasi meski laptop dalam kondisi full load. Namun kendalanya adalah kami merasa suara fan saat berputar maksimal terasa agak bising. Jadi agak gak nyaman ketika kalian main game malam-malam sambil nyalain fan dengan full load, tapi bisa di atasi dengan menggunakan headset. Kekurangan lainnya menurut kami, dengan kondosi thermal management yang cukup baik, harusnya bisa laptop ini bisa menggunakan RTX 2070 yang max-P.
Hadir dengan beberapa SKU, Acer Predator Helios 300 ditawarkan dengan harga mulai dari Rp22.999.000. Untuk harga laptop yg kami review ini, sayangnya kami belum mendapatkan infonya. Menariknya, setiap pembelian Helios 300 akan diberikan bonus berupa headset Predator Galea 300 senilai hampir 3 juta rupiah.