Pembukaan, Spesifikasi, Desain, Dimensi
Pembukaan
MSI GT76 Titan 9SG yang kami review kali ini bisa dibilang sebagai desktop replacement. Buat sebuah laptop, bentuknya tergolong gede dan berat. Dari sini udah keliatan kalo laptop ini punya spek gahar.
CPU-nya aja gak tanggung tanggung, Intel Core i9-9900K yang punya delapan core dan 16 thread. Udah gitu seri K menandakan kalo CPU-nya bisa dioverclock. Mantap. Belum lagi GPU-nya, pake RTX 2080 yang punya memori 8GB GDDR6 yang udah pasti kencang.
Karena kedua komponen ini sama dengan kelas desktop, gak heran kalo bikin laptop ini punya bodi gede. Sebelum bahas lebih dalam yuk kita liat dulu spesifikasinnya.
Spesifikasi
Desain
Saat pertama ngeliat secara langsung, pasti komentarnya “gede banget”. Ya, laptop ini emang punya fisik yang besar karena merupakan desktop replacement yang artinya bisa sebagai pengganti PC desktop. Ukurannya yang besar ini dikarenakan penggunaan komponen kayak CPU dan GPU kelas dekstop. MSI GT76 Titan juga pake pendingin berupa empat fan gede, heatpipe yang totalnya ada sebelas dengan tiga heatsink dan surface base coolingnya pun di finishing secara baik.
Untuk bodinya, didominasi warna silver dan abu-abu agak hitam serta dilapisi bahan polymer dengan rangka bahan metal. Bagian cover punya motif dengan logo yang menyatu. Yang unik, terdapat jarak antara hinge dan bagian belakang. Jadi seakan-akan laptop ini kayak punya pantat (bokong) yang merupakan tempat airhole besar. Airhole ini juga dibuat dengan estetika lebih menarik dengan desain kayak sportcar dan ada lighting RGB di bagian belakang, pinggir, dan bawah di depan.
Dimensi
Sebagai desktop replacement, bodinya emang cukup besar. Karena komponen yang dipake isinya kelas desktop yang mesti ditopang sama pendingin yang lebih besar. Makanya laptop ini cukup tebal dengan ukuran sampai 42mm. Panjang dimensinya 397 mm dengan lebar 330 mm. Untuk bobot-nya aja sekitar 4,2 kg. lumayan repot dan bikin pegel tuh kalo sering di pakai untuk daily driver.
Layar, Keyboard, Touchpad, Webcam
Layar
Seri ini punya dua SKU yang dibedain dari resolusi monitornya. Satu pake resolusi 4K dan yang satunya full-HD. Dan unit yang kami uji punya resolusi 4K. Untuk refresh rate-nya sendiri masih 60Hz. Ini maklum karena dengan resolusi segitu, refresh rate diatas 60Hz jadi tidak worth it dari sisi harga, alias kemahalan. Tapi untuk SKU satunya yang pake resolusi full-HD, refresh rate-nya cukup tinggi yaitu 240Hz.
Untuk spek lainnya udah cukup mantap. Pake panel IPS dengan lapisan matte dan anti-glare, layar 17,3 inci ini punya color gamut sRGB 100% dan AdobeRGB 99%. Akurasi warnanya juga mantap banget dengan skor delta E 1,1 setelah dikalibrasi. Dengan spek ini, menurut kami layarnya malah lebih manjain para profesional atau content creator dibanding gamer. Oiya, layarnya punya ukuran bezel yang tipis di tiap sisi. Ini bikin ukuran 17,3 inci jadi gak terlalu besar.
Keyboard
Laptop ini pake keyboard full size yang bekerja sama dengan SteelSeries lengkap dengan area numpad. Gak ketinggalan aura gaming juga ditampilkan pada bagian keyboard. Backlit RGB bikin tampilan makin meriah dan rame. Backlit RGB-nya bisa diatur secara per-key dan per-zona. Untuk pilihan dan pengaturannya bisa dilakukan dari software SteelSeries Engine 3.
Untuk feel-nya sendiri, dibutuhkan sedikit pembiasaan karena ukuran tombolnya sedikit lebih kecil. Tapi untung, travel key-nya terasa pas. Ditekan tidak terlalu dalam dan empuk. Yang menarik, tombol Fn di kiri dan Windows di kanan, posisinya ternyata bisa ditukar melalui software. Untuk tombol Caps Lock, ada led warna putih yang nandain saat lagi aktif atau nggak. Oiya, meski gak nyedian tombol macro, tapi dibagian atas keyboard, ada tiga tombol terpisah. Tombol Power di tengah, tombol Dragon Center di kanan, dan mode Turbo di kiri.
Touchpad
Buat sekelas laptop gahar, touchpadnya tergolong biasa aja. Tapi kami suka desainnya karena touchpad ini udah pake tombol fisik klik kiri dan kanan. Ukurannya juga pasl. Untuk feel klik kiri dan kanan saat ditekan berasa kayak tombol laptop biasanya. Gitu juga sama landasannya. Jadi secara umum, gak ada yang terlalu istimewa disini.
Webcam
Meski saat ini udah jarang yang pake, tapi webcam udah jadi hal yang wajib ada di laptop. Cuma ya kayak touchpad, kemampuan dan fiturnya standar aja. Sayangnya, belum mendukung fitur face recognition pada Windows, jadi ya buat video call atau skype-an aja. Punya resolusi 720p aspect ratio 16:9 dan frame rate 30 fps. Kualitasnya biasa banget dan masih banyak noise meski di ruang terang. Emang ini bukan kelemahan, tapi karena ini merupakan laptop mahal, jadi ekspektasi kami lebih tinggi.
Baterai, I/O Port, Storage, Upgradibility
Baterai
Dengan spek gahar, gak heran kalo laptop ini juga punya batere dengan kapasitas besar. Batere-nya jenis lithium ion dan punya kapasitas power 90 Whr 8-cell. Tapi pas pengujian, baterenya laptop ini sanggup bertahan sekitar 2 jam 45 menit. Gak heran juga sih, karena laptop ini pake CPU dan GPU kelas desktop yang otomatis konsumsi dayanya juga besar. Pengujian baterai menggunakan PCMark 8 Home Conventional dengan mode Power Saver menyala, WiFi dimatikan, dan tingkat brightness diatur ke paling rendah.
Oiya, laptop ini juga pake adapator yang gak kalah besar. Dan yang bikin geleng-geleng kepala, adaptornya ternyata gak satu, tapi ada dua. Masing-masing bisa kasih konsumsi daya sebesar 230 watt. Dan ribetnya keduanya mesti dipasang bersamaan. Dua adaptor ini mesti dicolok dulu ke konverter. Jadinya emang agak repot sih, soal ukuran tentunya hal ini sudah menjadi resiko laptop dengan spesifikasi yang tinggi
I/O Port
Urusan port I/O, laptop ini lengkap. Secara berurutan, di sisi kanan ada slot microSD, dua port USB3.2 Gen 2 type-A, USB3.2 Gen 2 type-C, mini DislayPort, dan HDMI. Disebelahnya masih ada airhole yang punya ukuran lumayan gede.Sedangkan di sisi kiri, ada charging port dengan bentuk khusus, LAN, Thunderbolt 3, dua port USB3.2 Gen 2 type-A, dan dua port audio. Sama kayak di kanan, di kiri ini juga ada airhole ukuran gede.
Storage
Laptop ini udah ngasih storage yang lumayan. Ada dua SSD NVMe yang pake jalur PCIe 3.0 x4. Masing-masing punya kapasitas 512GB. Tapi storage-nya udah dikonfigurasi ke RAID 0 sehingga kapasitasnya digabung dan keliatan jadi 1 TB. Mestinya sih RAID 0 ini punya kecepatan yang jauh lebih kencang. Pas di cek pake CrystalMark, kecepatan bacanya 3262 MBps dan tulisnya 2882 MBps.
Sebenarnya kecepatan ini udah kencang, tapi kami pernah nge-benchmark SSD dengan mode standar tanpa konfigurasi RAID dengan skor yang gak jauh beda. Jadi ya ekspektasi kami lagi-lagi ada diatas itu. Selain dua SSD, udh kepasang juga satu HDD 2,5 inci dengan kapasitas 1TB SATA-III 72 00RPM. Storage ini emang bisa jadi pilihan untuk nyimpen data besar.
Upgradability
Kalo diliat dari spek, mestinya kita gak perlu lagi repot-repot buat upgrade. RAM-nya aja udah gede banget, 64GB dua channel. Tapi kalo masih belum puas, RAM-nya bisa dimaksimalin sampe 128GB. Slot m.2 SSD-nya ada 3 dan sudah terpasang 2 SSD NVME Begitu juga sama ruang buat HDD yang udah kepasang HDD 2,5 inci SATA.
Audio, Software, Suhu, Performance
Audio
Udah punya spek gahar, audio-nya juga disesuaikan. MSI GT76 Titan ini udah dilengkapin dua speaker dengan daya masing-masing 2 watt dan satu subwoofer 3 watt. Hasilnya. Suara memang cukup powerful. Saat disetel ke volume paling tinggi, suaranya cukup kencang. Malah menurut kami terlalu keras. Untuk kenyamanan saat ada di dalam ruangan, posisi ideal di kuping ada di pengaturan volume 40 sampai 50 persen. Kebayangkan kayak apa kencangnya kalo pas 100%. Untuk pengaturan audio, bisa dilakuin lewat software Nahimic. Disini juga terdapat pilihan buat skenario music, movie, communication, dan gaming.
Software
MSI ngasih software terpisah untuk sistem, keyboard, audio, dan pengaturan layar. Buat optimalin sistem, sudah ada software namanya MSI Dragon Center. Isinya macem-macem, mulai dari pantau kondisi hardware, pengaturan sistem pendingin dan fan, audio, sampai pilihan untuk power management. Khusus untuk ningkatin performa, kalian cukup utak-atik di bagian System Tuner.
Untuk keyboard, MSI nyediain software SteelSeries Engine 3. Disini kalian bisa ngatur backlit RGB dengan pilihan warna yang bisa diatur secara per-zona dan per-key. Gak cuma buat keyboard, kalian juga bisa mengatur tampilan LED RGB yang ada di bagian bawah dan samping sisi laptop. MSI juga ngasih lagi satu software yaitu MSI True Color yang nyediain pilihan preset untuk color profile. Dan gak ketinggalan software Nahimic buat utak-atik audio.
Suhu
Punya prosesor kencang, biasanya diimbangi sama suhu yang makin panas. Disinilah peran dari sistem pendingin suatu laptop. Nah, berdasarkan pantauan dari HWInfo dan AIDA64, saat stress test selama 15 menit, suhu terlihat cukup tinggi. Suhu yang dihasilkan yaitu ada disekitar 96 derajat celcius. Padahal kami sudah memaksimalkan pendingin dengan mengaktifkan skenario gaming yang akan memutar fan paling kencang serta fitur Cooler Boost. Imbasnya memang laptop jadi berisik karena kencangnya putaran fan tersebut.
Performance
Pake CPU kencang, udah pasti performanya tinggi. Bahkan selama pengujian yang pernah kami lakukan, skor Cinebench multi-core-nya jadi yang paling tinggi dan mengalahkan skor tertinggi dari Acer Helios 700 yang pake CPU Intel Core i9-9980HK. Untuk overclocking pada CPU sepertinya tidak perlu dilakukan lagi pada CPU ini, cukup system tuner dan pindahkan power shit ke turbo dan fan speed ke cooler boost. Karena setelah kami explore lebih dalam untuk kemampuan overclockingnya melalu intel XTU, jika kami menaikkan CPU multiplier, yang terjadi adalah CPU thermal limit throtling dan ketika kami menurunkan sedikit core voltage, sistem jadi tidak stabil. Kita bisa merubah all core ke 4.9 Ghz tapi dengan kodisi ambience ruangan dibawah 18 derajat celcius.
Performa untuk software render 3D kayak 3DMax, Catia, dan Maya, semua udah cukup kencang dengan skor lebih tinggi dibanding Helios 700. Ditambah dengan layar dengan spek mantap, laptop ini gak cuma layak buat gaming, tapi juga para profesional.
Performa pas stress test selama 15 menit, terpantau frekuensi clocknya stabil di 4,3 GHz, gak beda jauh saat dalam kondisi sebelum stres test dimulai yang ada di 4,8GHz. Ini menunjukkan bahwa CPU bekerja cukup tinggi, dan yang perlu diingat adalah CPU ini sudah menggunakan 8 core 16 thread.
Dipadu sama GPU RTX 2080, laptop ini sudah cukup mantap untuk game-game baru. Pilihan detail grafis tertinggi atau mentok rata kanan, masih sanggup diladeni berkat memorinya yang besar yaitu 8GB GDDR6. Pada resolusi 4K, game triple kayak Assassins Creed atau Far Cry 5 masih tembus skor 40-50-an fps. Sedangkan pada resolusi fullHD bisa sampai 80-90-an fps. Cukup mantap lah buat game yang lumayan berat. Nah kekurangan pada GPUnya, tidak ada preset performance pada GPUnya, jadi ketika kita pilih mode eco atau sport tidak ada perubahan performance dari GPUnya, jadi jika ingin push performacennya kalian bisa overclocking melalui MSI afterburner
Kesimpulan
Kesimpulan
MSI GT76 Titan 9SG – 225ID punya tampilan dan performa yang sama-sama gahar. Ngeliat fisiknya, laptop ini bukan buat semua orang. Tapi buat mereka yang utamakan performa tinggi sebagai pengganti PC desktop. Untuk SKU yang menggunakan resolusi 4K mungkin ini lebih ditujukan ke user yang senang main game dengan resolusi tinggi dan para content creator yang membutuhkan layar yang maksimal dari segi warna dan resolusi. Tapi jika kalian gamer yang mengejar FPS tinggi, kalian bisa ambil SKU yang menggunakan layar full hd 240hz.
Performanya cukup kencang dan mantap. Hasil pengujian dengan skor tertinggi pun berhasil diraihnya. Bermain game juga nyaman. Gak cuma di resolusi full HD, tapi juga 4K. Kami juga suka dengan spek layar yang cakep banget. Ini yang bikin para content creator dan profeisonal bakal suka.
Meski begitu kami masih menjumpai hal yang agak mengganggu. Misalnya suhu saat stress test yang cukup tinggi. Meski stress test emang bakal bikin panas, tapi dengan adanya sistem pendingin yang dibuat khusus, dengan performa yang diberikan, minus itu jadi tidak terlalu jadi fokus kami. Tapi suara fan yang kencang banget saat disetel dalam mode Turbo. Berasa kayak pesawat mau lepas landas.
Bodi besar juga jadi salah satu kendala buat yang suka bawa-bawa laptop. Dan gak cuma itu, penggunaan dua adapter besar yang masih ditambah dengan satu terminal adaptor bikin makan tempat dan juga repot karena keduanya mesti dicolokin bersamaan.
Dengan fisik, spek, fitur, dan performa yang gahar, gak heran kalo harganya tinggi. Berapa? Ayo tebak…yak, laptop ini punya harga delapan puluh juta rupiah kurang seribu perak. Mahal? Ya, tergantung dari sisi mana kita ngeliatnya. Tapi kalo ngeliat kompetitor agak sedikit overprice, padahal laptop ini masih bisa diberikan opsi lainnya seperi layar touchscreen, SSD yang lebih kencang, cooler dengan thermal paste yang lebih baik, karena sayang aja gitu, coolernya sudah maksimal tapi thermal pastenya kurang baik. Jika diberi opsi thermal pasta liquid metal, pasti coolernya akan tambah maksimal dan memungkinkan untuk overclocking.
Terlepas dari kekurangan tadi, laptop ini sangat mantap untuk kebutuhan yang produktif dan profesional, harga ini mungkin masih sebanding karena fungsinya yang bisa dijadiin sebagai sarana mata pencaharian. Sebut aja arsitek atau desainer. Jika emang consern nya hanya untuk game, bisa pilih SKU yang menggunakan layar full HD dengan refresh rate 240hz. Jadi laptop ini bukan buat kalian para kere hore ya.