Pembukaan
Akhir tahun ini kayaknya produsen-produsen lagi pada baek nih sama konsumen. Khusus-nya buat produk laptop gaming entry level yang makin hari harganya makin murah. Setelah sebelumnya cukup banyak kami menguji laptop gaming dari MSI yang punya seri GF63, kini ada lagi SKU dari seri GF63 yang kali ini pake CPU Intel Core generasi ke-9 Coffee Lake dan GPU GeForce GTX 1650. Terus apa bedanya sama GF63 sebelumnya? Sebelum dibahas lebih jauh, nih liat dulu spesifikasinya.
Spesifikasi
Desain
Laptop ini masih punya desain yang mirip sama SKU seri GF63 lain dengan dominasi warna hitam dan merah. Sebagai laptop entry level, tampilannya minimalis. Covernya punya motif polos dan bahan yang kesat dengan logo MSI di tengahnya. Bodinya sebagaian besar pake bahan plastik tapi udah di coating pake brush alumunium. Jadi meski entry level tapi tetap keliatan keren. Cuma ya itu, masih jadi fingerprint magnet yang bikin gampang ninggalin jejak sidik jari.
Ada lagi sih yang agak ngeganjel. Bentuk tombol Power yang nyaris nyatu sama bodi di atas keyboard. Udah gitu ditekannya mesti agak keras dan gak kerasa klik-nya. Tapi untungnya penempatannya yang terpisah dengan keyboard ini bisa mengurangi insiden kepencet tombol Power saat mengetik.
Dimensi
Selain minimalis, laptop ini mengedepankan dimensi yang tipis dan ringan. Malah dengan ukuran layar 15 inci, seakan-akan punya layar 14 inci. Ini karena bezel layar di sisi kiri dan kanannya tipis. Layout keyboardnya juga gak pake area numpad yang otomatis bikin tambah ramping. Untuk panjangnya sekitar 35,9 cm dan panjang 25,4 cm. Untuk ketebalannya cuma sekitar 2,1 cm. Tipis banget lah. Udah gitu kami suka banget sama bobotnya yang gak sampe 2 kg. Jadi gak bikin pegel pas dibawa-bawa saat kuliah atau buat nongkrong di cafe.
Layar
Sebagai laptop gaming entry level, layarnya punya spek standar aja. Pake panel IPS buatan AU Optronics yang punya seri AUO B156HAN02.1, layarnya punya ukuran 15,6 inci dan resolusi full HD. Refresh rate-nya 60Hz dan tingkat kecerahan 250 cd/m2. Layarnya punya sRGB 64%, NTSC 45%, dan AdobeRGB 47%. Buat kenyamanan mata, laptop ini menggunakan lapisan matte dan udah pake antiglare, biar gak silau kena pantulan cahaya atau lampu. Dan karena udah IPS, jadi tetap bagus pas diliat dari berbagai sisi. Spek ini udah cukup lah buat gaming standar, tapi kurang mantap kalo buat para editor profesional yang butuh akurasi warna tinggi.
Keyboard
Laptop ini punya keyboard dengan backlit warna merah. Ada tiga tingkat kecerahan yang bisa diatur dari tombol shortcut. Gak ada tombol numpad dan tombol panah dipinggir kanannya. Asiknya, tombol Fn juga ada di sisi kanan. Jadi kalo mau tekan tombol shortcut, bisa dilakukan pake satu tangan aja. Untuk feel-nya, keyboard ini cukup tactile dan empuk saat ditekan. Meski demikian, travel key-nya emang terasa rendah banget. Jadi nekan tombolnya mesti agak dalem biar gak typo dan sedikit butuh pembiasaan buat yang sering menggunakannya untuk mengetik.
Touchpad
Touchpadnya punya ukuran cukup besar karena area bawah dan atasnya mepet banget. Posisinya pas ada di tengah-tengah area keyboard. Untuk landasannya cukup licin dan enak untuk navigasi. Tapi untuk klik kiri dan kanan agak susah karena emang gak punya tombol fisik. Landasannya terlihat goyang, terutama di bagian bawah untuk fungsi klik kiri dan kanan.
Webcam
Karena bezel bagian atas masih berukuran besar, posisi webcam tidak berubah dan ada disini. Untuk spesifikasinya standar, punya resolusi 720p aspect ratio 16:9 dan frame rate 30 fps. Meski masih banyak noise, tapi ini bukan kelemahan sih karena hampir semua laptop punya kualitas yang mirip. Tapi buat masalah kenyamanan, untuk video call atau skype, sudah cukup lah.
Baterai
Untuk pengujian baterai kami menggunakan PCMark 8 Home Conventional dengan mode Power Saver menyala, WiFi dimatikan, dan tingkat brightness diatur ke paling rendah. Dengan baterai berkapasitas 51 Wh, laptop ini ternyata mampu bertahan sampai 4 jam 41 menit. Untuk laptop sekelas, waktu ini cukup baik. Karena biasanya hanya bertahan di kisaran 3 jam. Jadi kalau kalian mau pake laptop ini buat aktivitas yang ringan-ringan aja kayak mengetik atau browsing internet, waktu tersebut masih cukup bagus. Asal jangan dipake maen game ya, karena kalo mau maen game ya mesti pake adaptor.
I/O Port
Untuk I/O port-nya, laptop ini ngasih pilihan menarik karena di laptop entry level ini udah terdapat port USB 3.2 Gen 1 type-C. Posisinya ada di sisi kanan, bersebelahan sama dua port USB 3.2 Gen 1 Type-A yang support transfer data lebih kencang, jack audio terpisah untuk earphone dan microphone. Terus masih ada port LAN sama kensington lock.
Sedangkan di sisi kiri cuma ada satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A dan port DC-in yang posisinya agak ke tengah karena disebelahnya terdapat airhole. Posisi airhole ini cukup pas karena tidak langsung mengenai tangan saat menggunakan mouse. Kecuali kalo kalian kidal ya. Oiya, masih ada satu lagi yaitu port HDMI yang ditempatkan di sisi belakang. Minusnya pada SKU ini yaitu tidak menyertakan card reader.
Storage
Laptop ini cuma ngasih satu storage. Cuma ada SSD dengan kapasitas yang gak terlalu gede, 256 GB aja. Kapasitas ini emang terasa kurang sih, apalagi buat laptop gaming yang mesti pasang game berukuran rada lumayan. SSD yang dipake juga punya bandwith PCIe 3.0 x2 yang sebenernya nanggung, kenapa gak yang x4 aja ya. Kayaknya sih emang mau ngejar supaya jatuh harganya lebih murah.
Untuk benchmark yang kami lakukan, hasilnya emang terbilang baik untuk kecepatan tulisnya, tapi cukup jomplang untuk kecepatan bacanya. Tapi biar gimana, untuk urusan speed baca dan tulisnya masih lebih kenceng lah dibanding harddisk.
Upgradability
Biar lebih nyaman dan mantap buat nge-game, kami sarankan buat upgrade. Contohnya aja, RAM-nya yang cuma 8 GB masih single channel. Dan karena masih ada satu slot kosong, jadi enaknya sih tambah 8 GB lagi biar dual channel juga. Terus storage SSD yang cuma 256GB, jelas kurang lah buat yang pengen pasang game-game berukuran besar. Tapi slot SSD cuma ada satu. Nah kalo mau lebih murah, kalian bisa tambah HDD 2,5 inci, karena laptop ini nyediain satu ruang buat itu.
Audio
Dua speaker stereonya ditempatkan di bagian bawah kiri dan kanan. Meski masing-masing cuma punya daya 3 watt, tapi suaranya cukup kencang pada pengaturan volume maksimal. Cuma untuk kualitasnya sih biasa aja. Treblenya masih lebih dominan dibanding bass pada speaker. Tapi kualitasnya terdengar lebih baik saat memakai headset. Suaranya terdengar sangat jelas pada semua sektor. Mau digunakan untuk gaming, mendengarkan musik ataupun menonton film, hasil suaranya lebih baik dibanding melalui speaker.
Software
Bukan laptop gaming namanya kalo gak ditambahin software buat ningkatin performa. Nah MSI ngasih software andalan mereka yang punya nama MSI Dragon Center. Selain monitoring, didalamnya ada berbagai utiliti untuk jaga dan ningkatin performa biar maksimal.
Suhu
MSI GF63 ini cukup pede dengan hanya memasang satu fan di CPU dan terhubung dengan tiga heatpipe. Sedangkan GPU-nya hanya terhubung dengan salah satu heatpipe tersebut, tanpa dipakein fan. Untuk sirkulasi udara, laptop ini punya airhole yang ada di sisi belakang dan samping kiri. Dan juga beberapa airhole di bagian bawah.Terus gimana tuh suhunya saat full load?
Berdasarkan pengujian kami, ternyata manajemen suhunya masih cukup baik. Ini dibuktikan dengan stress test menggunakan AIDA64 pada skenario CPU dan GPU. Selama 15 menit, terlihat bahwa suhu CPU ada di kisaran 63 derajat celcius. Pada pengujian ini kami mengatur putaran fan secara maksimal dan mengaktifkan fitur cooler boost. Pada mode ini suaranya memang terdengar agak bising, tetapi jika kita menggunakan headset suaranya tidak terdengar sama sekali.
Performance
Buat ngejar price to performace, seri Gf63 yang kami uji ini ngasih pilihan pake prosesor Intel Core i5-9300H yang punya base clock 2,4 GHz dan GPU GTX 1650. Sekedar informasi, seri Gf63 juga punya SKU yang lain yang bedanya pake GPU GTX 1050Ti. Nah untuk seri yang kami uji ini, punya performa yang masih sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Ini bisa dilihat dari hasil benchmark-nya. Yang pertama, pada stress test, frekuensi clock CPU stabil berada di 2,6GHz yang artinya masih diatas base clock-nya. Namun pada Intel Xtreme Tuning Utiliti, terpantau power limit throttling dan TDP ada di angka 25 watt. Sedangkan CPU ini punya TDP 45 watt. Jadi sepertinya performa CPU ini masih bisa ditingkatkan lagi.
Untuk skor CPU-nya pada pengujian yang kami lakukan, hasil bersaing dengan Lenovo Ideapad L340 Gaming yang pernah kami uji sebelumnya. Meski skor Lenovo ini masih sedikit diatas MSI Gf63.
Sedangkan untuk GPU-nya, jelas MSI GF63 ini lebih tinggi dari Lenovo Ideapad L340 karena penggunaan GPU-nya yang cuma pake seri GTX 1050 aja. Tapi lucunya, di skenario game triple A kayak Assassin Creed Odyssey atau Far Cry 5, kedua laptop ini punya performa gaming yang gak jauh beda.
Oiya, seperti yang kami sebut tadi kalo laptop ini punya SKU dengan GTX 1050Ti. Buat sekedar membandingkan performa GPU-nya, kami juga tampilkan sedikit skor benchmark, khususnya untuk melihat perbedaan performa GPU antara GTX 1650 dan GTX 1050Ti. Berikut tabelnya:
Kesimpulan
MSI punya banyak SKU laptop gaming yang unggulkan price to performace. Meski menyasar segmen entry level, laptop ini tetap menawarkan aura gaming yang kental dengan desain serta tampilan backlit dengan warna merah menyala.
Yang kami suka dari GF63 ini adalah aura gaming yang masih terasa meski berada di kelas entry level. Performa juga jadi nilai plus bagi kami karena berdasarkan pantauan, frekuensi clocknya masih tinggi. Meski agak sedikit disayangkan masih terjadi power limit throttling. Kemudian suhu yang dihasilkannya masih terbilang aman dan nyaman untuk bermain game dalam waktu lama. Ketersediaan slot buat upgrade-nya lengkap. Dan port I/O yang juga terbilang komplit di kelasnya. Kurangnya SD card reader aja.
Dan yang terakhir tentu aja harganya. Untuk SKU GF63 yang pake GPU GTX 1650 dibanderol dengan harga Rp13.499.000. Sedangkan buat kalian yang mau cari SKU lebih terjangkau, bisa pilih yang pake SKU yang udah pake GPU GTX 1050Ti. Harganya cuma Rp10.999.000. Karena performanya gak jauh jauh amat tapi beda harganya lumayan lho, lebih murah 2,5 juta.
Sedangkan yang kami kurang suka yaitu RAM 8GB yang masih single channel dan juga kapasitas storage yang terbilang kecil untuk laptop gaming. Meski ini masih dimaklumi mengingat laptop ini dibanderol dengan harga murah yang tentu saja terdapat pengurangan beberapa komponen tapi tanpa menurunkan performanya.
slot host nya untuk m.2 sata aja atau bisa untuk nvme ?
dan kalau mau pake ssd 2,5″, harus pake bracket tambahan ga?
mohon pencerahannya. Terima Kasih