Selama ini seri Ideapad menyasar pengguna non-gaming dan lebih ditujukan buat kerja atau mahasiswa. Tapi kali ini, seri ini malah dikasih embel-embel gaming. kayaknya Lenovo ngeliat pengguna di segmen tersebut juga pengen sedikit bersenang-senang diwaktu luangnya dengan bermain game.
SKU ini sendiri hadir dalam beberapa spesifikasi berbeda. Dan SKU yang kami uji ini memang masih menggunakan prosesor Intel core 9th gen dan GPU GTX 1050. Spek yang dipake ini emang buat solusi bagi gamer yang punya budget mepet. Sebelum ngebahas lebih jauh, mending kita liat dulu spesifikasinya.
Spesifikasi
Desain
Karena basisnya IdeaPad, laptop ini punya desain minimalis dan gak terlalu kental aura gamingnya. Dan meski mengusung nama Gaming, tapi Lenovo mempertahankan desain seri Ideapad yang klasik dan simple. Bodi covernya polos yang udah dilapisi bahan polikarbonat yang asiknya gak gampang kotor pas dipegang. Ada tulisan kecil Lenovo di pojok kanan yang sekilas kayak tempelan tapi bukan. Tampilan polos juga keliatan diseluruh area lainnya. Semuanya polos dengan warna hitam dan sedikit kemeriahan ada di backlit keyboard dengan warna biru.
Dimensi
Laptop ini punya dimensi yang sedikit lebar. Ini bisa jadi karena keyboard full size yang lengkap dengan area numpad-nya. Udah gitu layarnya yang 15 inci punya bezel di sisi kiri dan kanan yang gak tipis-tipis amat. Untuk ukuran panjangnya 36,3 cm dan lebar 25,46 cm. Dan yang kami suka itu ketebalannya yang cuma 2,4 cm. Buat laptop yang pake embel-embel gaming, ukuran tersebut udah lumayan tipis lah. Dan bobotnya juga cuma sekitar 2,1 kg, enteng lah.
Layar
Layarnya punya ukuran 15,6 inci dan resolusinya full HD. Refresh rate-nya standar aja, masih 60 Hz. Panel-nya pake buatan Chi Mei yang punya seri N156HCA-EAB. Kalo liat dari spek-nya, udah punya brightness 250 nits, color gamut sRGB 66%, 47% NTSC, dan AdobeRGB 50%. Kurang mantep sih buat yang butuh akurasi dan detail warna, terutama buat yang kerjaannya bergerak di bidang edit foto atau video tingkat profesional.
Maklum aja karena laptop ini emang buat kelas entry level yang pastinya ada pengurangan fitur di sana sini. Tapi tetep aja, udah IPS lho yang lebih cakep dibanding panel TN. Panel nya juga udah pake antiglare, jadi cukup baik dan nyaman saat diliat dari berbagai sudut tanpa kuatir kena pantulan cahaya. Asiknya lagi, engsel layar bisa ditekuk hampir 180 derajat, yang pasti ini jadi lebih menambah experience ketika kita melihat dari berbagai angle
Keyboard
Seperti yang udah disebut sebelumnya, laptop ini punya keyboard full size dengan numpad yang punya backlit warna biru. Tombol Power-nya ada di area keyboard dan gak ada tombol shortcut atau makro. Backlitnya menyediakan dua tingkat kecerahan dan warna biru ini emang bikin kesan adem. Kami suka backlitnya karena selain cahaya keluar dari bagian dalam tombol, huruf-huruf dan angka pada tiap tombol juga ikut menyala, jadi makin jelas diliat pas kondisi gelap. Tiap tombol punya travel key rendah dan empuk pas ditekan. Tapi untuk tombol numpad-nya punya ukuran yang lebih kecil. Dan sedikit yang kurang nyaman yaitu tombol navigasi arah panah atas dan bawahnya punya ukuran yang kecil.
Touchpad
Posisi touchpad agak ke kiri supaya pas sama posisi keyboard utama. Desainnya polos dan gak ada tombol fisik klik kiri dan kanan. Secara umum, dari sisi kenyamanan pakai bisa dibilang standar aja. Feel tombolnya cukup dalam dan sedikit agak keras. Tapi masih lumayan lah karena touchpad emang cuma buat cadangan aja kalo lagi ga ada mouse. Dan gak ketinggalan touchpad-nya udah support multi gesture sampai empat jari.
Webcam
Webcam-nya punya resolusi 720p. Dan kualitasnya gk bisa dibilang jelek karena rata-rata kualitas webcam memang mirip-mirip. Tapi yang berbeda, webcam ini udah dilengkapi pengaturan dari software Lenovo Vantage. Dari sini kalian bisa nemuin pengaturan mode privasi yang akan menonaktifkan webcam. Cara lainnya bisa juga dengan menggeser penutup yang diletakkan di sebelah webcamnya. Gak cuma itu, pada aplikasi tersedia juga opsi mode pro, jadi kita juga diizinkan untuk mengatur brightnes.
Baterai
Laptop ini punya baterai dengan kapasitas 45 WHr 3-cell. Dari pengujian kami dengan skenario mode power saver dengan brightnes paling rendah dan WiFi dimatikan, baterai bisa bertahan sampai 3 jam 21 menit. Ini menggunakan benchmark PCMark dengan mode home conventional battery life. Benchmark ini mewakili aktifitas seperti browsing, ngetik, foto editing, video chat, dan bermain game-game ringan. Waktu tersebut bisa dibilang cukup lama untuk sebuah ideapad dengan spesifikasi cukup tinggi di kelasnya.
I/O Port
Lenovo hanya fokus ngasih port di sebelah kiri saja. Gak ada konektor di sebelah kanan kecuali kensington lock. Ini bikin asik, karena jadi gak ganggu posisi tangan saat pake mouse, kecuali kalo kalian pengguna kidal ya. Di sebelah kiri ada DC-in dengan konektor mirip USB, gigabit ethernet, HDMI, dua USB 3.1 type A Gen 1, jack audio, dan USB 3.1 type-C. Disebelah type-C ini masih ada lubang reset sama led indikator power.
Software
Laptop ini udah nyertain software yang namanya Lenovo Vantage. Tapi karena gak dibuat secara khusus seperti Legion, gak ada pengaturan atau monitoring komponen laptop. Laptop ini cuma ngasih informasi seputar hardware dan tips-tips singkat aja. Ada sih pengaturan, tapi cuma dikit. Cuma ada pengaturan mode baterai, webcam, layar, sama audio.
Upgradability
Ada tiga komponen yang bisa diupgrade. RAM, SSD, dan HDD. Sayangnya masing-masing cuma punya satu slot. Untuk RAM, berarti cuma bisa single channel aja. Sedangkan SSD udah kepasang 512 GB dan HDD 2,5 inci udah kepasang 1 TB. Khusus storage sih kayaknya udah cukup ya, gak perlu upgrade.
Storage
Laptop ini ngasih dua jenis storage, yaitu SSD dan HDD. Untuk SSD-nya punya kapasitas 512 GB dan HDD dengan kapasitas 1 TB , tapi yang kami pegang samplenya menggunakan SSD 256 GB. Udah cukup lah buat segala kebutuhan saat ini.. Untuk HDD-nya udah pake SATA-III 7200 RPM yang punya kecepatan baca dan tulis yang baik, meski tetap aja masih kalah jauh sama SSD. Untuk benchmarknya, berikut hasilnya.
Audio
Punya audio stereo, speakernya ada di bagian bawah sisi kiri dan kanan. Posisinya udah pas karena agak miring, jadi gak kehalang langsung sama landasan meja. Saat disetel pada volume maksimal, suaranya masih terdengar nyaman dan gak pecah. Suara bass juga masih kedengeran, jadinya gak cempreng. Audio-nya udah support dolby audio, lengkap sama pengaturannya. Tapi pas kami coba pengaturan dari software Dolby Audio, gak terasa perbedaannya. Disini terdapat pilihan preset untuk Movie, Music, Game, Voice, dan pengaturan manual. Perbedaan baru terasa banget pas pake earphone atau headphone.
Suhu
Untuk meredam panas, Lenovo mengandalkan dua fan dan dua heatpipe yang ada di bagian dalam. Buangan udara panas berupa airhole ada di sisi belakang yang sayangnya kehalang sama engsel layar. Untuk bagian bawah ada juga airhole untuk menghisap udara. Cara ini efektif untuk aktifitas ringan tapi kurang maksimal saat kami lakukan stress test.
Dari stress test di AIDA64, awalnya suhu CPU sempat mencapai 90-an derajat. Namun setelahnya suhu turun ke angka 70 derajat. Laptop ini bekerja dengan menurunkan clock CPU saat suhu diatas 90 derajat. Dari pantauan dari stres test AIDA64 yang perlu kami ingatkan test yang cukup kejam selama 15 menit terlihat clock stabil di 1,5 GHz yang artinya dibawah base clock yang 2,1 GHz. Dari pantauan juga terlihat sistem mengalami power limit throttling yang membuat CPU kurang bisa bekerja maksimal. Sedangkan untuk suhu di permukaan keyboard, bagian terpanas ada di area dekat engsel.
Performance
Menggunakan CPU Intel Core i5-9300H dan GPU GeForce GTX 1050, laptop ini memang tidak ditujukan untuk menjalankan game kelas berat. Jadi untuk kinerja gaming-nya pun bisa dibilang tidak terlalu impresif di game triple A tapi sudah cukup memuaskan di game game esports sekarang. Untuk aktivitas lainnya, laptop ini udah tangguh karena penggunaan CPU yang sudah cukup kencang. Ini bisa diliat dari skor-skor pada tabel yang kami tampilkan berikut ini.
Kesimpulan
Lenovo ngasih solusi lebih murah buat mereka yang ngerasa seri Legion masih terlalu mahal. Meski menggunakan nama gaming, tapi secara seri Ideapad sendiri sebenarnya tidak bisa disamakan dengan laptop gaming seperti seri Legion. Penambahan nama gaming lebih kepada penegasan bahwa laptop ini bisa untuk bermain game, bukan sebagai laptop gaming yang professional
Performa untuk bermain game triple A memang masih bisa nyaman dimainkan pada setting graphics di pilihan Medium ke bawah. Sedangkan untuk game-game yang lebih ringan kayak Dota2, CS: GO, atau PUBG, juga masih nyaman disettingan High. Dan ini gak jelek, karena laptop ini memang disesuaikan dengan peruntukkannya yaitu laptop gaming dengan harga terjangkau.
Beberapa yang kami suka dari Lenovo IdeaPad L340 Gaming ini adalah desainnya yang minimalis dan gak rame. Ini masih dipercantik dengan tampilan backlit warna biru yang memberi kesan adem dan lebih elegan. Engsel layar yang fleksibel karena bisa ditekuk sampe 180 derajat dan penempatan port di satu sisi juga jadi nilai plus buat kami karena gak ganggu saat menggunakan mouse.
Lalu, beberapa yang kami kurang suka disini adalah dukungan RAM yang hanya single channel karena cuma ngasih satu slot aja. Udah gitu performa CPU yang kurang maksimal saat stress test, hal ini bisa dikarenakan power limit yang diberikan cukup kecil atau pendingin dari VRM nya kurang maksima. Tapi yang pasti ini jadi pembeda dari legion dan idepad gaming.
Laptop ini ditawarkan dengan harga yang cukup menggiurkan, yaitu 10.999.000 untuk yang kita review dan 14.249.000 untuk sku core i7 dengan gpu gtx 1650. Mahal, tentu gak sama sekali, karena bundling pada laptop ini diberikan juga accidental damage protection, windows 10,backpack dan office home student 2019 dimana kalo di totalin harganya ada kali itu 4 jutaan. Makanya dengan harga semurah itu, beberapa kekurangan yang kami sebut sebelumnya jadi terasa dimaklumi banget. untuk konfigurasi i7 dengan gpu gtx 1050, sayangnya gak masuk indonesia.