Spesifikasi
Agustus lalu, Intel memperkenalkan anggota keluarga baru CPU Generasi ke-10 yaitu Intel Comet Lake. Sebagai penerus dari generasi sebelumnya, Intel Whiskey Lake dan Intel Amber Lake, Comet Lake ini hadir untuk laptop yang tipis dan ringan.
Comet Lake masih menggunakan arsitektur yang sama dengan generasi sebelumnya yaitu 14nm. Ini artinya memang tidak banyak perubahan yang dibawa dibanding generasi sebelum. Lalu apa dong keunggulannya? Ya jelas performa dan beberapa fitur baru.
Dan kali ini HP yang lebih dulu menghadirkan dua SKU yang sudah pake Comet Lake ke indonesia, yaitu HP Envy 13-aq1015TX dan HP Envy 13-aq1017TX. Perbedaannya, ada pada CPU nya yaitu core i5 dan core i7
Desain
Dua laptop ini punya bentuk, desain, dan ukuran yang sama. Yang membedakan cuma warnanya. Kalo yang i5 punya warna silver, yang i7 punya warna gold. Desainnya kalem polos dan minimalis dengan casing alumunium serta logo HP di bagian cover. Lapisannya terasa kesat tapi gak gampang kotor sama jari berminyak. Ukuran layarnya aja cuma 13,3 inci.
Biar tambah ringkas, bezel pada layar dibikin tipis. Gitu juga sama layout keyboard-nya. Bagian pinggirnya punya jarak yang gak terlalu jauh sama tepi laptop. Untuk hinge-nya, saat layar dibuka, hinge akan sedikit mengangkat bagian bawah laptop demi kenyamanan mengetik. Hinge-nya bisa ditekuk sampe kemiringan sekitar 125 derajat.
Dimensi
Dimensi yang ringkas, tipis, dan ringan memang jadi salah satu keunggulannya. Punya panjang 30,7 cm dan lebar 21,15 cm, ketebalannya cuma 1,47 cm. Mantapkan. Dimensinya ini jelas makin asik buat ditenteng atau dibawa ke dalam tas. Jadi gak terlalu berasa bebannya.
Layar
Dua laptop ini sama-sama menggunakan panel bikinan AU Optronics dengan seri AUO572D. Speknya hampir sama. Sama-sama punya ukuran 13,3 inci, sRGB 92%, NTSC 66%, dan refresh rate 60Hz. Tapi ada yang beda. Yang seri i7-nya udah pake layar sentuh dan seri i5-nya tidak. Penggunaan layar yang berbeda ini tentu ditujukan untuk penggunaan yang berbeda pula. Dengan spek tersebut, cocok lah buat para content creator / professional user yang butuh laptop simple elegan dan harga bersahabat. Layarnya punya tingkat keterangan yang baik dan gak bikin mata cepat lelah. Viewing angle-nya luas dan enak dipandang dari berbagai sudut. Satu kekurangannya yaitu layarnya belum ada anti glare. Jadi kalo ada lampu atau cahaya, bakalan ada sedikit pantulan di layar.
Keyboard
Keyboardnya punya tombol-tombol standar tanpa tambanan apapun. Tombol Power ada di luar keyboard. Gak ada juga numpad. Tombol-tombolnya punya backlit dengan warna putih dengan dua tingkat kecerahan. Untuk feel saat mengetik sih gada masalah. Tombol-tombolnya terasa empuk dan travel key-nya rendah, jadi gak perlu ditekan terlalu keras.
Touchpad
Touchpadnya punya ukuran yang melebar kesamping. Gada tombol fisik untuk klik kiri dan kanan. Meski cukup nyaman digunakan, tapi feel-ya tetap aja enakan yang pake tombol fisik. Untuk landasannya cukup kesat dan enak buat navigasi. Ga ketinggalan, touchpad ini udah support gesture sampai penggunaan empat jari.
Fingerprint
Buat nambah proteksi, ada sensor fingerprint di sisi kanan. Bentuknya kecil tapi udah cukup pas untuk nempelin jari. Didukung oleh WIndows Hello, sensor ini memudahkan akses untuk login ke Windows. Saat kami coba, sensornya cukup cepat mendeteksi sidik jari dan langsung masuk ke Windows.
Webcam
Masih sama, webcamnya punya resolusi 720p dengan kualitas standar. Meski tangkapan gambar terlihat noise, tapi pergerakan obyek yang tertangkap terlihat mulus dan tidak patah-patah. Terutama ketika kondisi ruang dalam keadaan terang. Yang kami suka, webcam ini bisa mendeteksi keberadaan wajah. Otomatis kamera akan menyesuaikan pencahayaan ketika mampu mendeteksi wajah. Ini berguna ketika webcam digunakan dalam ruang dengan pencahayaan redup. Terus ada yang unik nih. Ternyata webcam ini bisa di non-aktifkan melalui switch yang di sebelah card reader. Switch ini bisa berguna untuk menjaga privasi.
Baterai
Sebagai laptop tipis dan ringan yang enak dibawa kemana saja, daya tahan baterai yang awet tentu jadi ekspektasi yang diharapkan. Dua laptop ini dibekali baterai 53 Wh. Namun hasil benchmark yang kami lakukan menghasilkan daya tahan yang cukup dikelasnya walaupun belum memuaskan expektasi kami yang mungkin ketinggian. Kalo yang i5 sanggup bertahan sekitar 4 jam 39 menit, yang i7 cuma bertahan sampai 3 jam 15 menit. Pengujiannya sendiri menggunakan PCMark 8 Battery test dan pake skenario mode power saver, brightness terendah dan wifi dimatikan. Skenario ini mewakili aktivitas komputasi ringan sampai yang berat, yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
I/O Port
Awalnya kami mengira HP cukup pelit nyediain konektivitas. Liat aja. Di kiri cuma ada jack audio, USB 3.1 Type A dan USB 3.1 Type C yang support DisplayPort dan bisa juga untuk pengisian baterai untuk gadget. Terus di sisi kanan, ada USB 3.1 Type A dan microSD card reader. Disebelahnya ada switch untuk matiin fungsi webcam. Udah? Ternyata belum. Soalnya laptop ini nyediain dongle dengan konektor USB type C yang nyediain port HDMI, USB type C dan USB type A.
Upgradability
Laptop ini emang dirancang buat pengguna yang tinggal pake dan gak perlu upgrade. Ini terlihat dari upgradability-nya yang sangat terbatas. Untuk yang seri i5 punya RAM 8 GB dan yang i7 sudah 16 GB. Tapi keduanya sudah dikonfigurasikan dual channel. Dua laptop ini juga gak nyediaan ruang buat drive 2.5 inci untuk mengejar dimensi yang tipis. Slot m.2 SSD hanya ada satu dan sudah keiisi 512 GB. Kalo dirasa kurang, mending pake HDD/ssd eksternal.
Storage
Urusan storage, dua laptop ini menyediakan slot dengan m.2 ssd neme berukuran 512 GB. Kalo untuk kerja sih udah cukup. Udah support M.2 NVMe PCIe x 4, performa SSD ini cukup kencang. Dari benchmark yang kami lakukan, ternyata performa baca dan tulis-nya cukup kencang diatas 2500an walaupun ekspektasi kami berada diatas 3000an. tapi tetap saja SSD ini masih jauh lebih baik dibanding HDD.
Audio
Audio-nya udah pake empat speaker dari Bang & Olufsen. Suaranya udah cukup mantap buat sebuah laptop tipis. Suara tidak pecah mesti volume diatur mentok maksimal. Suara treble-nya jernih dan bass yang tetap terasa meski gak dominan. Efek quad speaker ini juga bikin suara jadi terdengar lebih wide. Buat yang kurang puas, HP nyediain pengaturan dari Bang & Olufsen Audio Control. Isinya standar lah, ada pengaturan preset untuk musik, film, dan suara vokal. Ini masih ditambah dengan equalizer yang bisa diatur secara manual dan juga beberapa pilihan preset yang tersedia.
Suhu
90% Laptop tipis pasti rentan panas. Tapi dari solusi yang ditawarkan, terlihat HP bermain aman dengan power limit, bukan coolingnya. Fan dibagian dalam cuma ada satu, dan Heatpipe-nya juga hanya 1 saja. Untuk airhole-nya ada satu di sisi belakang yang terhalang layar, kalau soal air hole, sama seperti laptop tipis lainnya, air hole terhalang dengan LCD dan udara yang keluar pun kurang plong, satu2nya harapan hanya ada fan yang kenceng, tapi mengakibatkan suara yang brisik. Sedangkan airhole di bagian bawah tempat sumber mengambil udara tapi gak gitu besar air holenya untuk menjaga debu biar jangan gampang masuk.
Pada stress test, suhu CPU sempat mencapai 90 derajat dan akhirnya turun dikisaran 70 derajat. Tapi ini dikarenakan clock yang juga diturunkan. Sedangkan area keyboard, terutama di bagian atasnya juga kena dampak suhu panasnya. Berdasarkan alat pemantau suhu, area tersebut berada di kisaran 40-an derajat. Ini jelas bikin kurang nyaman saat laptop dipakai dengan kondisi load yang tinggi dengan waktu yang cukup lama. Tapi saat load ringan tentu tidak ada keluhan.
Performance
Ngomongin performa sama suhu di laptop tipis emang gak bisa dipisahkan. Di satu sisi laptop gak boleh sampe panas tapi di satu sisi performa juga mesti optimal. Pada kondisi suhu tertentu, clock CPU akan turun guna meredam suhu.
Pada stess test di laptop yang pake i5, terlihat clock stabil 1 sampai 1,3 GHz yang berarti dibawah base clock. Dan terlihat pula bahwa CPU mengalami power limit throttling. CPU i5 sendiri memiliki rentang clock 1,6 GHz sampai 4,2 GHz.
Sedangkan saat stress test di laptop yang pake i7, clock stabil di 1,4 sampai 2 GHz. Yang berarti terkadang masih mendekati atau di atas base clocknya yang 1,8 GHz. Penurunan clock ini memang salah satunya guna menghindari panas berlebih.
Kedua laptop menggunakan chip GPU tambahan yaitu GeForce MX250. Meski bukan buat gaming, tapi GPU ini masih bisalah diajak bermain game dengan resolusi yang disesuaikan. Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, game triple A kayak Assasins Creed Oddysey atau Far Cry 5, masih bisa dimainkan pada pilihan resolusi 1280 x 720 pixels dengan detail Low. Sedangkan untuk game-game yang lebih ringan kayak Dota2, CS: GO, dan PUBG, masih bisalah main di resolusi full HD. Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat dari tabel berikut ini.
Kesimpulan
Sebagai laptop pertama yang pake CPU Intel Comet Lake di indonesia, dua seri HP Envy 13 ini menawarkan spesifikasi terbaru. Kedua laptop ini cukup asik untuk urusan sekolah maupun kantor. Dengan bentuk yang ringkas, jadi enak dipake di mana aja. Cocok juga buat yang suka ngetik di cafe atau tempat nongkrong lainnya. Bentuknya emang minimalis, tapi juga malah membuatnya terlihat elegan.
Kalo dari performa, untuk sekelas laptop tipis yang mengejar produktivitas. Boleh lah dua seri HP Envy 13 ini jadi pilihan. Buat yang standar bisa pilih yang pake prosesor i5. Tapi buat yang ingin lebih produktif berkat dukungan layar sentuh, serta performa lebih unggul, seri yang i7 bisa jadi pertimbangan. Gak cuma buat urusan serius aja, GPU MX250 nya juga masih bisa diajak produksi content creatif atau main game dengan preset graphic medium kebawah.
Kita semua tau, laptop tipi biasanya minim sekali untuk konektiivitas yang disediakan, tapi pada kedua laptop ini sudah di sediakan dongle untuk HDMI, USB type-C, dan USB type-A, ini menjadi point plus bagi kami.
Namun ada juga beberapa hal yang kami kurang suka. Sebut saja masalah suhu. Selain menyebabkan performa CPU jadi turun, suhu panas yang berimbas di area keyboard dan bawah laptop juga bikin kurang nyaman. Pilihan untuk upgrade juga tidak tersedia, kecuali SSD.
Untuk harganya, HP Envy 13-aq1015TX yang pake CPU i5 dibanderol denga harga 14.999.000 rupiah. Kalo mau yang pake CPU i7, RAM lebih gede, sama layar sentuh, harganya lebih mahal 5 juta yaitu 19.999.000 rupiah. Menurut kami selisih harganya gak terlalu tinggi karena fitur yang diberikan cukup nambah banyak.