Begitu dikeluarkan dari pabrik, sebuah hard drive biasanya bisa bertahan hidup selama 5 – 10 tahun, tergantung pada produsen serta tipenya. Rentang usia yang dirujuk bisa turun drastis, karena tingkat ketahanan hard drive yang tergantung pada kondisi eksternal seperti temperatur, kelembapan, dan getaran. Hanya saja ada opini menarik. Beberapa pihak meyakini umur hard drive paling realistis ada di rentang 3 sampai 5 tahun. Setelahnya perangkat itu akan mengalami masa-masa sekarat.
Nah, kebanyakan pengguna pasti tidak ingin mengalami kondisi di mana hard drive terlihat sekarat, meski situasi macam itu mau tidak mau mesti terjadi. Alangkah baiknya bila kita rutin melakukan back up sebelum masa pakai hard drive selesai. Ini perlu dilakukan supaya kita tidak kehilangan data-data penting walau hard drive kita sudah habis masa pakainya.
Walau ada banyak informasi yang membenarkan keterbatasan umur hard drive, namun pengguna biasa seperti kita akan merasa kesulitan untuk memprediksi waktu kematian hard drive. Rasanya tidak mungkin seseorang mau susah payah mencatat tanggal dan jam pertama ketika dia mulai menggunakan hard drive yang dibeli. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa mengenali beberapa tanda penting ketika hard drive mulai sekarat.
Kalau beberapa tanda sekaratnya hard drive, seperti yang bakal direnteng di bawah ini, mulai muncul, sepertinya momen itu jadi waktu paling pas untuk mulai melakukan back up data – dan juga, kamu mungkin bisa mulai mempersiapkan budget pembelian hard drive baru.
- Kemunculan noise yang aneh
Kebanyakan pengguna komputer pasti bisa mengenali jenis suara yang biasanya muncul ketika perangkat beroperasi normal. Untuk hard drive yang sekarat, suara yang ganjil seperti bunyi “klik” yang berlangsung terus-menerus; atau bunyi “beepp” yang tidak mau hilang, patut dicurigai sebagai tanda bahwa hard drive mulai sekarat.
- Bad Sectors di mana-mana
Ketika sebuah hard drive mengalami bad sectors, data-data yang tersimpan di dalamnya jadi sulit dibaca. Bad sectors ibarat retakan pada hard drive yang membuat data di dalamnya tidak terintegrasi dengan baik. Bayangkan bila “retakan” pada hard drive meluas, sudah pasti itu jadi kabar buruk.
Kita bisa melakukan pemeriksaan sederhana untuk tahu apakah ada error yang terjadi pada hard drive dan Windows tidak bisa mendeteksinya. Di Windows 10, bukalah explorer dan pilih partisi yang ingin diperiksa, kemudian klik kanan di, misalnya, di Drive D. Sorot ke bagian paling bawah, dan pilih properties. Sebuah jendela tambahan akan terbuka, dan kamu bisa melihat serangkaian tab di bagian atas. Pilih opsi tools. Kalau hard drive sehat-sehat saja, Windows akan memberi tahu bahwa bagian itu tidak perlu diperiksa lebih lanjut.
- Berkas korup
Terlalu banyak berkas (file) yang korup akan menyebabkan kemunculan “blue screen of death” yang terlalu sering. Tanda korupnya sebuah berkas bisa dikenali dengan cara sederhana: kalau kamu membuka berkas dokumen tertentu atau video, dan gagal, bahkan menyebabkan blue screen, maka itu jadi tanda satu lagi bahwa hard drivemu sedang sekarat.
Sebetulnya tidak ada cara praktis untuk mencegah kematian hard drive, namun dengan mengenali sejumlah tandanya, kamu bisa mempersiapkan diri dengan baik bila sewaktu-waktu hard drive mulai mati. Kami juga menyarankan untuk memakai software DiskCheckUp dari Passmark, yang bisa digunakan untuk memeriksa kesehatan hard drive yang kamu gunakan. Fitur SMART yang disediakan software satu ini gratis dan mudah digunakan siapa pun.