Agaknya beberpa orang senang mencari alternatif di luar laptop mainstream maupun perangkat berbasis Mac, dan itu bisa ditemukan lewat perangkat seperti Chromebook. Siapa yang tidak bungah ketika mengoperasikan perangkat laptop yang ringkas dan mudah dibawa kemana-mana? Tetapi apakah beli Chromebook baru jadi sebuah keputusan bijak?
Pada dasarnya Chromebook tetaplah sebuah laptop, meski ia datang dari kelas berbeda. Alih-alih menggunakan macOS atau Windows 10, Chromebook menjalankan Chrome OS milik Google. Lalu, kebanyakan laptop Chromebook didesain untuk digunakan sebagai perangkat online. Jadi, akan lebih baik bila seseorang menggunakannya ketika terkoneksi dengan internet, sebab kebanyakan dokumen dan aplikasi yang dibuka lewat Chromebook akan disimpan di dalam cloud service.
Konon katanya perangkat seperti Chromebook punya pangsa pasar yang bagus di dunia pendidikan, namun kharismanya segera meluas, menjangkau lebih banyak segmen.
Berapa harganya?
Dalam banyak kasus, harga perangkat Chromebook biasanya lebih terjangkau. Sebagai contoh: kamu bisa membeli Acer Chromebook R11 seharga kurang lebih dua jutaan; dan kamu mendapatkan sebuah perangkat laptop dengan CPU Intel Celeron N3150 dan RAM sebesar 2GB. Beberapa model termutakhir dan jarang akan meminta harga yang lebih mahal, seperti Samsung Chromebook Pro yang meminta sekitar 8-jutaan dari kantungmu. Sebagai gantinya, kamu memperoleh sebuah notebook 12.3-inch dengan resolusi 2400×1600 piksel, dan CPI Core M3, serta RAM 4GB.
Apa yang didapatkan?
Karena menjalankan sistem operasi milik Google, jadinya ada banyak fitur aplikasi milik Google yang sebagian besar tergantung kinerjanya kepada koneksi internet. Dengan kata lain, aplikasi yang ada di dalam Chromebook tidak akan bekerja baik tanpa koneksi internet. Kami merekomendasikanmu untuk log in ke dalam Chromebook menggunakan akun Google, supaya bisa menikmati pengalaman terbaik ketika bergaul dengan perangkat tersebut.
Lalu, banyak aplikasi ala Chromebook yang sekarang bekerja lebih baik, meski tentu saja mereka dioptimalisasikan untuk lingkungan Google. Dengan demikian, kamu takkan menemui masalah ketika bekerja dengan Google Drive, Google Calendar, dan Gmail. Integrasi mendalam dengan Google bisa berarti positif dan negatif sekaligus, tergantung pada bagaimana kamu menggunakannya. Bagi orang yang sudah akrab dengan aplikasi milik Google, Chromebook akan jadi lebih mudah digunakan.
Beberapa jenis aplikasi Android juga sudah bisa berjalan di lingkungan Chromebook, meski jumlahnya masih terbatas. Sayangnya, beberapa aplikasi populer seperti Microsoft Office dan Adobe Photoshop belum tersedia untuk semua jenis Chromebook. Untungnya Office versi Android sudah tersedia di Chromebook yang memiliki akses ke Google Play Store. Dan bila Chromebook tidak menyediakan aplikasi Android, maka akses pengguna akan terbatas pada Microsoft Office Online saja, yang biasa diakses melalui peramban Chrome.
Mungkin versi Office Online jadi pilihan alternatif yang bagus bila seseorang sudah memiliki banyak berkas Office yang harus dibawa kemana-mana. Terkadang seseorang juga perlu mengunggah dokumen ke Drive untuk dibagi ke rekan kerja, dan aplikasi Google Drive membantumu menyimpan dokumen Drive ke format ala Microsoft. Kesimpulannya: kamu masih bisa berbagi berkas dengan pengguna non-Chromebook, dengan cara yang mudah.
Di sisi lain, ada banyak aplikasi editing foto yang tersedia untuk Chrome OS, termasuk Pixlr, yang cara kerjanya mirip dengan Photoshop. Sayangnya, Pixlr tidak bisa menangani berkas dengan ekstensi .PSD yang khas Adobe.
Dalam banyak hal, Chromebook adalah perangkat dengan tingkat portabilitas tinggi. Kebanyakan berbobot sangat ringan, kurang lebih sekitar satu kilogram. Lalu dengan bentang layar beragam, mulai dari 12-inch sampai 13-inch, Chromebook menawarkan solusi fifty-fifty. Ia baik untuk anak-anak dan remaja, namun seringkali kurang berkenan bagi orang dewasa.
Dari segi kualitas layar, dimensi piksel sebesar 1366×768 baik untuk orang yang membutuhkannya untuk membaca dan menulis, namun beberapa varian Chromebook seperti Acer Chromebook R 13 menawarkan layar Full HD (1920×1080 piksel) dengan harga kurang lebih 5 jutaan. Ini berarti ada opsi yang lebih baik bagi orang yang menginginkan gambar yang lebih tajam untuk keperluan multimedia.
Yang juga perlu dibayangkan adalah kapasitas penyimpanan. Membeli Chromebook rasanya sama seperti membeli tablet maupun ponsel berbasis Android. Artinya, kapasitas penyimpanannya terbatas, dan yang diandalkan adalah penyimpanan berbasis cloud. Setiap membeli sebuah Chromebook, pengguna memang akan memperoleh penyimpanan Google Drive gratis sebesar 100GB, namun fasilitas ini hanya berlaku dua tahun. Setelahnya pengguna hanya memperoleh kapasitas penyimpanan standar sebesar 15Gb.
Kesimpulannya?
Beli Chromebook baru bisa dipertimbangkan bila kepentinganmu hanya soal mengetik dan membaca, serta mungkin menikmati streaming multimedia. Namun jelas Chromebook belum bisa menggantikan laptop secara penuh. Kamu bisa mempertimbangkannya bila kamu adalah tipikal orang zaman sekarang yang terobsesi dengan segala macam perkara tentang menyimpan data dan berkas di cloud server dan di saat bersamaan kamu adalah orang sederhana yang hanya mendamba perangkat sederhana dengan tingkat mobilitas tinggi, sesuatu yang bisa dipakai untuk mengerjakan task ringan. Lagipula, harganya relatif terjangkau.