Takdir sebuah Notebook adalah menjadi solusi workstation dimanapun pemiliknya ingin menggunakannya. Tapi produk yang akan kita review kali ini dipastikan melanggar takdirnya. Namun, kami tetap yakin produk ini merupakan Best Value Performer Mobile Workstation 2017? Apa alasannya? Ini dia, Asus ROG Strix GL702ZC. Notebook pertama di dunia dengan performa penuh 8 Core dari AMD Ryzen 7 1700.
Permasalahan utama sebuah laptop pastinya adalah kontrol temperatur. Dan dengan menanamkan sebuah CPU kelas desktop, ya.. 100% versi desktop loh CPU yang ditanam Asus dalam Asus ROG GL702ZC ini, PR Asus bertambah dua kali lipat. Tambah lagi, CPU ini menawarkan 8 Core dalam 1 die tanpa dikurangi sedikitpun kemampuannya, untuk menyesuaikan tempat ia akan bekerja, yang notabene adalah sebuah laptop. Tapi sebelum kita membahas performa, temperatur, kemampuan sistem pendinging pada Asus ROG Strix GL702ZC ini, seperti biasa kita kupas dulu kulit luarnya.
Desain, Build Quality, Dimensi & Handling
Peringatan pertama. Untuk anda yang mencari notebook atau laptop yang bersahabat dengan punggung anda, notebook seberat 3,2 KG ini bukan untuk anda. Dengan dimensi 414 x 254 x 33 mm, notebook ini juga masuk kategori bongsor. Tambah lagi, power adapter berdimensi di atas rata-rata sebab ia harus mentenagai dua hardware kelas high-end. Ya, wajarlah.. doi kan laptop 17 inch yang lebih cocok sebagai Desktop Replacement serba bisa. Nanti kita akan bahas, bisa apa saja laptop yang didominasi material plastik berkualitas dengan finishing brushed aluminum ini.
Desain LID cover dengan brushed aluminum berwarna metal gelap, yang mirip dengan seri Strix GL753V sebelumnya, masih akan anda dapatkan disini. Tapi, bonus flex pada cover LCD yang cukup terkenal dari seri ROG Strix GL, tak lagi ada. Untuk logo ROG dan dua garis vertikal yang mengapitnya, sudah dilapis chrome dan tetap memendarkan backlit orange saat laptop aktif, bukan merah seperti seri GL503V.
Overall, GL702ZC masih membawa ciri khas Strix GL series terdahulu, walau ornamen orange banyak yang dihilangkan. Sedangkan shape pada bagian bawah LID cover, mengambil gaya Strix baru. Dimana desain ini diperuntukan memberi jalan keluar seluas mungkin, bagi udara panas dari kedua lubang exhaust dibelakang.
Sedangkan bottom untuk area bottom case, warna orange sudah hilang dari rubber foot dan mesh hole output speaker. Sebab, speaker di GL702ZC juga sudah di pindah meghadap ke atas. Desain lubang masuk udara segar, juga berubah drastis sebab konsep motherboard yang berbeda. Terlihat, area lubang masuk udara hanya mengisi sekitar 20% saja dari total area bottom cover. Nampaknya Asus merasa persenatase segitu sudah cukup. Tapi menurut kami, sepertinya butuh lebih banyak lubang masuk.
Workstation, Audio, I/O Port & Connectivity
Konsep workstation GL702ZC terlihat clean tanpa ada satupun dedicated button. Semua terintegrasi pada tombol-tombol keyboard yang memiliki Key-Travel sedalam 1,6 mm ini, termasuk tombol power. Menurut kami, kurang mempresentasikan notebook ini sebagai seri gaming. Untungnya, backlit warna merah dan highlight pada key-cap WASD, cukup ekpresif. Setidaknya, menyumbang sedikit kesan garang.
Posisi lubang speaker dengan konfigurasi 2.0, di tempatkan di tepian palm-rest. Mengarah ke atas hingga mampu mengoptimalkan delivery tata suara yang maksimal. Audio power menurut kami cukup powerfull. Frekuensi rendah atau Bass, terdengar jelas dan tak berlebihan. Ini berkat audio tunnel dengan ukuran besar dibagian dalam. Untuk port audio out, GL702ZC memilih jenis combo audio yang sayangnya belum dilengkapi D.A.C khusus. Tapi, anda bisa manfaatkan Sonic Audio untuk memberi polesan audio agar terdengar lebih maksimal di headphone atau headset anda.
Untuk I/O port yang ada, GL702ZC dibekali hampir semua jenis I/O port moderen dengan penempatan jarak antar port yang proposional. Hal yang mungkin masih bisa dimaksimalkan adalah, jumplah port USB type-A nya. Dengan chassis sebesar ini, minimal ia bisa menghadirkan 4 port USB type-A. Terakhir, GL702ZC sudah dibekali wifi adapter dual band a/c dan bluetooth 4.1 buatan Realtek.
Display Panel
Notebook ini punya spesifikasi yang akan sangat disukai aplikasi pecinta multi-core. Dan seperti kita ketahui, banyak aplikasi profesional yang masuk kategori aplikasi pecinta multi-core. Untuk itu, kualitas layar juga akan jadi pertimbangan. Hal paling memukau dari panel LG LP173WF4-SPF5 yang di gunakan GL702ZC adalah kualitas contrast ratio yang otomatis menawarkan black level yang juga tinggi. Hal ini juga di dukung oleh tingkat brightness-nya yang tinggi. Ini membuat GL702ZC cukup superior digunakan di luar ruangan. Masalahnya, akan sangat sedikit pengguna yang mau menggunakan notebook ini selama di jalan.
Untuk anda yang mencari akurasi warna, yang ditawarkan GL702ZC ini masih cukup OK kok. Mengandalkan panel LP173WF4-SPF5 dengan nilai sRGB mencapai 85%, ia memang masih di bawah beberapa produk laptop 17 inch lain. Tapi yang mengalahkannya, kebanyakan laptop 17 inch yang menawarkan panel WVA. Sedangkan GL702 ini murni IPS panel yang akan disukai para gamer.
Upgrade Option
Asus ROG Strix GL702ZC menawarkan opsi upgrade option yang menurut kami standar sekali. Perlu diingat, ia merupakan sebuah laptop 17-inch yang memiliki kelebihan space layout lebih luas. Tapi nampaknya, terlihat Asus memilih memanfaat space yang ada untuk sarana optimasi kualitas audio dibanding memanfaatkan untuk slom m.2 kedua. Untuk konfigurasi memory utama, Asus cukup baik dengan menggunakan single DIMM untuk memberi ruang upgrade yang lebih luas bagi pengguna yang ingin naik ke 16GB. Sayangnya, untuk melakuan pemasangan keping memory kedua, musti berkeringat. Pasalnya, ada jalur heatpipe yang menyulitkan akses pemasangan RAM. Tapi, kalian bisa lihat di video review kita untuk how-to -nya.
Spesifikasi dan Harga Asus ROG Strix GL702ZC di Indonesia
Screen – 17.3 inch, 1920 x 1080 px, 60 Hz, IPS, matte, non-touch with AMD FreeSync technology
Processor – AMD Ryzen 7 1700 8 Core 16 thread up to 4 GHz
Video Card – AMD RX Radeon 580 4GB GDDR5
Memory – 8 GB DDR4 (1 x 8) (Empty DIMM available)
Storage – 256 GB SATA SSD + 1 TB HDD (5400)
Connectivity – Wireless AC (Qualcomm Atheros QCA9377), Bluetooth 4.1, Gigabit Ethernet
I/O Ports – 3x USB 3.1 Type A, 1x USB 3.1 Type C gen 2 10 gbps, miniDP 1.2, HDMI, LAN, mic/headphone, SD card reader
Battery – 76 Wh, 330 W power adaptor
OS – Windows 10 Home Edition 64
Dimension – 415 mm (w) x 281 mm (d) x 34 mm (h)
Weight – 3.2 kg (1.32 kg power adaptor)
Extras – backlit keyboard (RED), HD camera, upwards facing stereo speakers, 2 Year Warranty
Harga = 22,999,000,-
AMD Ryzen 7 1700
Mari kita bahas terlebih dahulu fenomena baru yang pertama kali hadir di sebuah produk laptop ini. Jumlah Core dalam processor, tentu bertujuan untuk membantu mempercepat proses eksekusi. Terutama dalam keadaan PC bekerja multitasking. Dengan base clock speed 3 GHz dan Boost Clock mencapai 3,7GHz. Tentu, hal ini dimungkinkan sebab ia punya TDP yang cukup tinggi mencapai 65 Watt.
Dengan RAW power seganas ini, apapun proses yang anda lempar kepadanya, dijamin bisa diselesaikan dalam waktu di atas rata-rata processor notebook yang pernah ada. Salah satu contoh, kita gunakan Passmark, dan melihat kembali database beberapa produk notebook high-end yang pernah pemmzchannel ulas. Hasilnya, performa AMD Ryzen 1700 masih jauh lebih superior dari seluruh processor notebook yang ada di database pemmzchannel. Bahkan, dibanding beberapa notebook yang menggunakan CPU desktop versi K.
PCMark adalah aplikasi benchmark sintetis yang menguji sebuah sistem PC keseluruhan. Nah, 3 poin baris teratas yakni Lightweight score, Productivity score, dan Entertainment Score, kami dapatkan sangat superior pada GL702ZC ini. Ketiga parameter ini yang membuat skor keseluruhan nyaris menyentuh 8000. FYI, angka tersebut merupakan angka yang sangat rare di database pemmzchannel.
Cinebench juga kami cobakan dalam investigasi performa Ryzen 7 1700 dalam GL702ZC ini. Hasilnya, performa multi-core nya sangat luar biasa. Tapi, untuk performa single core, nampaknya masih perlu beberapa optimasi dan dukungan software. Nah, kedua aplikasi benchmark synthetic tadi, pastinya belum mencerminkan kemampuan Ryzen 1700 ini di komputasi real. Untuk itu, kita juga uji dengan beberapa aplikasi real.
Baca juga : Preview – AMD Ryzen 7 1800X : Comeback Is Real !!
Kita kembali ujicoba menggunakan HandBrake x264 yang merupakan software real encoding video. Terlihat, Ryzen 7 cukup jauh meninggalkan processor versi notebook, walau masih harus mengakui keperkasaan Intel Core i7 8700K versi desktop pada MSI Vortex G25.
Fitur
- Storage Acceleration
Satu hal yang absen dalam sebuah workstation kelas high-end berbasis AMD seperti GL702ZC ini adalah performa maksimal storage lewat jalur NVMe. Yang kita tahu merupakan teknologi proprietary. Namun, AMD tidak tinggal diam dengan menggandeng Enmotus, menghadirkan solusi storage acceleration bernama FuzeDrive for AMD. Fitur ini mirip Intel Smart Response Technology, yang secara general, menyimpan cache dari aplikasi yang sering di akses pengguna. Bedanya, Fuzedrive menawarkan setup yang lebih mudah dan punya algoritma yang lebih smart. Tapi, fitur ini tidak gratis gaes. Anda harus membeli lisensinya. Sebab GL702ZC menawarkan SSD 256, nampaknya anda harus gunakan lisensi yang pro seharga $59,99. Jika anda memang concern dengan kapasitas SSDnya yang hanya 256GB dan selalu butuh kecepatan storage, fitur ini layak anda aktifkan.
- AMD Precision Boost Technology
Goal dari AMD SensiMI ada efisiensi kinerja yang akhirnya berimbas ke penggunaan daya yang lebih hemat dan sisa panas terbuang yang lebih sedikit. Bermacam sensor di tanam AMD pada Ryzen 7, sebagai triger bagi CPU menentukan seberapa cepat ia harus bekerja. Di dalam AMD SenseMI technology sendiri terdapat beberapa sub-feature yang masing-masing menopang tujuan dari SenseMI itu sendiri. Salah satunya adalah, Precision Boost yang memungkinkan clockspeed naik per 25MHz untuk menyesuaikan kebutuhan secara real-time.
Kami mencoba membuktikan fitur SenseMI ini, dengan menjalankan PCmark 8 Home Accelerated. Terlihat, untuk beberapa scene ringan, Ryzen 7 membuat clockspeed beberapa corenya siaga di 50%. Begitu berganti scene yang lebih komplek, Core langsung terlihat berakselerasi ke full speed. Kami juga mencatat log di watt meter selama GL702ZC menjalankan PCMark 8 Home. Lalu kami mencoba membandingkan dengan perilaku pada AMD FX9380 yang ada pada Asus X550IU. Kami sadar, keduanya punya konsumsi daya yang berbeda. Namun yang kami amati adalah, fluktuasi konsumsi daya di titik-titik tertentu. Hasilnya, pada saat berpindah scene dari test edit dokumen ke multimedia. Fluktuasi penyerapan daya listrik pada Strix GL702ZC jauh lebih halus. Good Job AMD.
AMD Radeon RX580M 4GB GDDR5
Di pasar Desktop, Radeon RX 580M diposisikan untuk menjadi alternatif Geforce GTX 1060. Karena untuk GTX 1070 dan GTX 1080, AMD menyiapkan Vega 56 dan Vega 64. Di notebook, nampaknya tak jauh berbeda. Jadi, mohon tidak terlalu terpaku dengan kesamaan angka pada identitas kedua GPU tersebut (1080 & 580). Karena seringkali banyak yang berasumsi, RX 580 merupakan lawan GTX 1080. Untuk RX 580 nya sendiri, merupakan chip versi desktop yang diturunkan GPU clocknya. Selebihnya, ia menawarkan spesifikasi yang identik. Bahkan memory clocknya sedikit lebih kencang yakni 8000 Mhz, dimana versi desktop hanya 7000 Mhz
Hasil skor dari benchmark yang kami lakukan, juga menunjukan RX 580M ini posisinya bersaing dengan Geforce GTX 1060. Walau, GTX 1060 di beberapa skenario agak jauh meninggalkan Radeon RX580M. Hasil ini kami dapatkan dengan beberapa kali pengujian termasuk menggunakan driver terbaru, utak-atik setting tesselation dan beberapa tuning lain hingga kami dapatkan skor terbaik dari tiap-tiap skenario tes.
Cooling System
Menggunakan dua hardware kelas monster, pemmzchannel yakin, membuat Asus harus berfikir keras dalam mendesain cooling system untuk Strix GL702ZC ini. Hasilnya, seperti bisa anda lihat. Paduan sepasang kipas besar dan tebal, multi-heatpipe dan jalur looping heatsing seperti mendominasi bagian dalam 702ZC ini. Keputusan untuk menggunakan looping yang panjang untuk mendistribusi panas, memaksa dua buah heatpipe harus menghalangi akses pengguna ke slot memory. Hasilnya, bisa anda lihat pada tabel berikut
Bertolak belakang dengan hasil yang sering pemmzchannel dapati di notebook gaming yang mengandalkan CPU Intel dan GPU Nvidia Geforce, temperatur CPU pada GL702ZC ini lebih adem dibanding temperatur GPU-nya. Disini bisa disimpulkan, AMD Ryzen 7 1700 pada Asus ROG Strix GL702ZC ini sudah lebih iptimize di banding GPUnya. Kami berharap, dan mungkin juga anda, jika Radeon Vega sudah masuk pasar notebook, hasil ini akan berubah 180 derajat. But, overall. Kemampuan cooling system GL702ZC untuk menjinakan Ryzen 7 1700 dan RX580 sudah sangat baik walau harus dibayar dengan bunyi kipas seperti mesin Jet.
Power Management
Asus menyertakan power adaptor berkapasitas 330 watt bukan tanpa alasan. Seperti kita ketahui, AMD Ryzen 7 1700 ini tidak membekal onboard GPU. Jadi, notebook akan berjalan jauh lebih boros, sekalipun dalam keadaan idle. Untungnya, Radeon RX580M ini sudah menggunakan arsitektur Polaris 20 dalam fabrikasi 14nm yang secara teori, punya efisiensi yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya. Di sini, kami belum sekalipun menemukan GL702ZC menarik daya mencapai 300 Watt. Ini memastikan bahwa power suply dengan daya sebesar 330 watt, lebih sebagai “sedia payung sebelum hujan”.
Lewat Watt meter yang kami pantau, posisi mencharge battery dalam keadaan notebook off, menunjukan angka 50 Watt. Lalu dalam keadaan idle, notebook ini minimal mengkonsumsi 34 Watt dalam kondisi battery full charge, jika sambil charging, naik menjadi 84 Watt. Untuk komputasi office plus web surfing, ia membutuhkan daya sekitar 118 Watt. Sedangkan untuk gaming casual, konsumsi daya rata-rata mencapai 180 Watt. Terakhir, untuk gaming AAA, Watt meter kami nyaris tidak pernah menunjukan angka di bawah 230 Watt.
Kami menemukan satu tips yang ternyata bisa meningkatkan performa, terutama performa di beberapa judul gaming juga performa secara keseluruhan si GL702ZC ini. Yakni, memindahkan powerplan dalam setting power management ke mode AMD Ryzen Balanced Plan. Karena menurut uji coba dari AMD, saat menggunakan powerplan windows, system akan masuk ke “P-States” dan memarkirkan beberapa core-nya hingga akselerasi kurang tajam. Namun, untuk mendapatkan preset power ini, anda harus instal Ryzen driver dari web AMD. Agar diperhatikan, dengan mengupdate driver, ada satu fitur utama yang hilang yakni FreeSync. Untuk itu, pemmzchannel menyarankan anda membuat power plan baru saja dengan mengikuti petunjuk seting yang kami berikan dalam video review di bawah.
Untuk kemampuan battery berkapasitas 76 Wh -nya, sudah bisa anda simpulkan dari beberapa penjelasan di atas. Dan ini dikonfirmasi oleh hasil pengujian yang kami lakukan menggunakan batteryEatPro mode classic. Asus ROG Strix GL702ZC hanya bisa bertahan 56 menit saja.
Kesimpulan
Terus terang, ada sedikit kaget terkait harga per spesifikasi yang ditawarkan Asus ROG Strix GL702ZC. Awalnya, Dengan dua komponen utama yakni AMD Ryzen 7 1700 dan AMD Radeon RX 580M, kami anggap notebook ini terlalu murah dibanderol diangka 23 juta rupiah. Karena sama sama kita ketahui, CPU dan GPU yang digunakan merupakan hardware kasta high-end. Yang artinya, jaminan anti-lemot untuk apapun jenis komputasi yang anda lemparkan pada keduanya.
Namun, ternyata keduanya punya karakter yang kurang cocok untuk gaming enthusiast yang menginginkan FPS tinggi. Tapi bukan berarti anda akan kecewa saat menggunakannya sebagai mesin gaming. Asus punya banyak alasan memasukannya dalam jajaran ROG series. Dan itu sudah kita buktikan lewat hasil test performa di atas yang menunjukan performanya cukup bersaing dengan Geforce GTX 1060. Hanya saja, konsumsi dayanya yang cukup tinggi terutama saat idle state, dan optimasi driver untuk tiap game yang amat sangat mempengaruhi FPS yang di dapat. Jika game favorit anda bukan salah satu game yang di optimasi oleh AMD, sebaiknya anda lebih bersabar. Akan ada waktunya kok dioptimasi oleh Pihak AMD.
Jadi, jika anda punya karakter komputasi seperti penulis, yang lebih mencari kinerja mobile workstation yang lengkap dibanding bermain game yang hanya sesekali, saya tetap menyarankan produk yang satu ini. Kenapa?. Kebanyakan aplikasi profesional yang masih menuntut performa CPU, akan sangat menyukai Ryzen 7 yang menawarkan performa 8 core 16 thread ini. Pun begitu, Radeon RX580 nya turut berperan saat aplikasi yang anda gunakan mendukung pararel computing via Open CL. Seperti Adobe Premiere contohnya. Untuk anda yang punya argumen PC desktop rakitan dengan spesifikasi mendekati GL702ZC ini lebih baik. Coba hitung ulang. Budget yang harus anda keluarkan kami perkirakan mencapai 20 juta juga. Itupun belum termasuk Original Windows 10 senilai 950rb rupiah seperti yang sudah dibundling di notebook ini. Dengan kelebihan portabilitasnya dan garansi 2 tahun full part dan servis, banderol Asus ROG Strix GL702ZC ini wajib banget kamu pertimbangkan.
Comments 1