Sebelum masuk ke konten reviewnya Asus ROG Strix GL503VD Hero Edition. Pemmzchannel ingin mengajak kalian untuk memberi apresiasi pada pihak Asus sebagai manufacture dari semua line up ROG. Kenapa? Karena seperti kami perhatikan dan mungkin kalian juga setuju, Asus membuat banyak perbaikan yang kami yakin, berasal dari ide-ide, termasuk keluhan, para penggunanya.
Design – Lebih Compact
Ok, mari kita mulai bahas dari Desain-nya dulu. Secara overall, Aura ROG Strix sebelumnya yang kental dengan warna orange, lenyap tanpa bekas. Dihilangkan mulai dari garis kembar yang sebelumnya eksis di LCD cover, hingga rubber foot diarea bottom case. Nampaknya Asus menyadari, Orange memang memberi kesan atraktif. Tapi, bukan warna favorit kebanyakan orang. Signature Asus juga tetap di”samarkan” di sini. Selanjutnya, sekilas Asus juga membuat GL503VD ini tampil lebih slim dari versi Strix GL553 terdahulu. Penggunaan design cover LCD ala Zephyrus, termasuk logo ROG beraksen Chrome sih asli membuat laptop ini tambah keren. Tapi menurut kami, kok terkesan tim RnD -nya kehabisan ide ya? Juga, apa Asus tidak takut secara perlahan, Zephyrus kehilangan ekslusifitasnya?
Baca juga : Review Asus ROG Zephyrus GX501VI – Awal Punahnya Laptop Gaming Super Berat?
LCD Cover tetap mempertahankan material aluminum. Dilihat dari sisi samping, Asus berhasil membuat image cover LCD ini lebih slim. Dan hey, ini gak sekedar image ternyata. Asus ROG Strix GL503VD Hero Edition berhasil tampil lebih slim. Entahlah, apakah ini akibat desain cover yang baru, atau ditambahkan semacam perekat khusus agar lempengan cover LCD ini tak lagi menggelembung di bagian tengah. Apapun itu, hal ini juga merupakan great job dari Asus yang layak diapresiasi.
Jika pada versi regular cover LCD GL503VD hanya difinishing dengan satu jenis tekstur yakni brushed aluminum, seri Hero edition yang pemmzchannel review ini menggunakan dua (2) jenis finishing pada permukaannya. Finishing dengan garis-garis miring dan abstract yang sepintas mirip siluet Bezita, tokoh antagonis dalam komik Dragon Ball. Keduanya jika diraba, memiliki tekstur seperti semi-rubber yang memberi sentuhan lebih humanis dan minim fingerprint magnet. Sedikit mengingatkan pada Acer Aspire V Nitro VN7 592G. Adapun logo ROG tetap sama, yakni bernuansa Chrome dengan backlight yang akan menyala merah saat notebook dinyalakan.
Baca juga : Preview Asus ROG Strix GL503VD – Layakkah Ditunggu?
Workstation – Much Better Experience
Sayangnya, area chassis lainnya masih mengandalkan bahan plastik, termasuk area workstation. Tapi untuk segmen target market dengan harga yang ia tawarkan, ya.. masih bisa banget diterima. Namun khusus Hero Edition, permukaan chassis upper-case ini ditambahkan tekstur abstract yang senada dengan bagian LCD Cover. Ini membuat ia tampil beda dan ekslusif. Hal yang sering dikeluhkan terkait tombol power, sudah diperbaiki Asus. Bahkan beberapa tombol fungsional ikut dihadirkan seperti toggle Mic, volume, dan tombol shortcut ke ROG Gaming Center. Sayangnya, tombol dedicated untuk memanggil fitur Overboost fan, masih memerlukan kombinasi tombol Fn.
Berbeda dengan GL553VD yang seolah ingin menonjolkan ketinggian key-travel tombol keyboardnya, Papan keyboard pada Asus ROG Strix GL503VD Hero Edition dibuat lebih terbenam. Ornamen garis-garis abstrak penghias area keyboard juga nampak lebih minimalis tapi tegas. bagian bingkai GL503VD juga mendapat jatah ornamen garis siku yang membuatnya menyatu dengan area upper-case. Semua seri GL503VD menggunakan keyboard dengan spesifikasi yang sama, hanya saja untuk HERO Edition, bukan tombol WASD yang di highlight, melainkan tombol QWER. You know lah pastinya ini kustomisasi untuk siapa?
Kemudian, target Asus meningkatkan performa sistem pendingin juga terlihat di area workstation. Di atas keyboard, bisa anda temukan sebuah mesh-hole yang dipastikan, menjadi jalan keluar tambahan untuk udara panas yang seringkali terjebak di sela-sela plat keyboard dan motherboard. Desain LCD cover juga dibuat cekungan antara engsel kiri hingga engsel kanan. Hal ini tentunya tak lagi membuat udara panas yang keluar dari exhaust belakang, terhalangi oleh LCD cover. Begitupun udara panas dari lubang exhaust di atas keyboard. Good job lagi dari Asus.
Untuk area keyboard sendiri, terjadi beberapa refresh signifikan dibanding GL553V series. Termasuk beberapa perbedaan dengan versi GL503 versi reguler. Refresh pertama, tuts keyboard tak lagi menawarkan key-travel yang dalam hingga 2,5mm yang memberikan fill sebuah mechanikal keyboard. Kali ini, ia hanya menawarkan key-travel sedalam 1,8mm namun diklaim punya durabilitas jauh lebih baik hingga 20 juta klik. Untuk dimensi masih identik dan Konsepnya masih island. Namun dengan permukaan tuts yang sedikit cekung. Yang kami rasakan, fill sentuhan jadi meningkat dan akurasi lebih tinggi saat mengetik. Fitur seperti 30-Key Rollover Anti-Ghosting, juga masih anda dapatkan. Opsi multicolor RGB dan opsi backlit area tidak berubah dibanding GL553VD. Keyboard baru Asus ROG Strix GL503VD Hero Edition juga menawarkan deretan tombol Fn yang penempatannya mirip keyboard desktop. Di sini, nampak sekali Asus mengincar imigran yang baru meninggalkan desktop dan mulai memilih laptop sebagai sarana mereka berkerja.
Untuk touchpad, mungkin bukan yang terlalu luas. Multi-gesture yang ditawarkan juga bukan yang paling nyaman digunakan. Nampaknya Asus perlu sedikit memperbaiki performanya. Sebab, kami cukup sering menemukan touchpad kurang responsif selama digunakan. Tapi tenang, ada bonus gaming mouse untuk setiap pembelian di Pemmz kok. Jadi, lupakan saja untuk mengandalkan touchpad GL503VD ini.
Layar – Kelas Premium di Spesifikasi Mainstream
Sebelumnya, sudah banyak yang bilang dan mengagumi LCD Strix GL503VD ini bagus banget karena diklaim sudah mendukung 100% srgb. Sayangnya, versi Hero edition ini panelnya agak berbeda. Karena ia menawarkan panel kelas gaming dengan refresh rate 120Hz. Ia menggunakan AUO45ED buatan Auptronic yang secara trademark, ia tidak bisa menggunakan istilah IPS. Tapi tenang, dilihat dari sudut manapun, gambar yang tampil akan tetap focus layaknya panel IPS, karena ia membekal fitur Wide Viewing Angle (IPS Level). Kelebihan panel ini selain refresh rate 120Hz dan respone time 5ms – nya adalah, brightnessnya yang mencapai 312 NITs. Ini sedikit lebih tinggi lagi dari versi GL503VD regular yang menggunakan Panel IPS LG-Philips LP156WF6.
Belajar dari versi terdahulu, Untuk urusan kualitas warna, nampaknya ROG Strix GL503VD memang dibuat tak lagi boleh di cela. Warna yang hadir tampak cerah benderang dan nampak vivid banget. Tapi untuk black level yang seringkali dibutuhkan dalam game-game genre horor, panel ini bukan yang terbaik. Yang kami lihat, seperti overbrightness.
I/O Port & Connectivity – Makin Lengkap, Lebih Handy
Lagi, terjadi perombakan signifikan untuk area I/O port. Sebab peningkatan area pendingin menjadi dual fan dan exhaust yang dipindah kebelakang. Otomatis, terdapat area kosong di sisi kanan kiri GL503VD yang dimanfaatkan Asus untuk membuat jarak antar port lebih renggang. Dan juga, menambah jumlah port USB type A hingga total menjadi 4 buah. Sayangnya, USB 3.1 type-C nya masih generasi 1 5 gbps. Jadi belum mendukung display out. Anda harus puas dengan mini displayPort dan HDMI 2.0 untuk opsi eksternal monitor. Oia, FYI. Anda tak akan lagi menemukan ODD dan D-Sub di GL503VD.
Untuk koneksi wireless, GL503VD mengandalkan chip wifi plus bluetooth adapter Intel Dual band ac 8265 dan Gigabit LAN adapter buatan Realtek. Agak disayangkan sebab ia merupakan seri spesial, namun belum dibekali killer network untuk mendukung performa eSport pada environment sesungguhnya. Tapi kalau kamu butuh upgrade, di pemmz ready paket Double Killer Shoot.
Spesifikasi dan Performa – Little Retouch, Big Impact
Sebelum membahas performa, mari tengok dulu spesifikasi unit Asus ROG Strix GL503VD yang kami review ini. CPU dan GPU masih menggunakan hardware yang sama yakni, Intel core i7 7700HQ dan Nvidia Geforce GTX 1050 4GB GDDR5. Tapi, sedikit sentuhan diberikan terutama di bagian GPU. Asus mem Pre-Overclock GTX 1050nya sekitar 100Mhz dari standarnya 1354Mhz menjadi 1454Mhz. Begitupun Boost clock dari 1493MHz menjadi 1593MHz. Untuk RAM, seri Hero edition yang masuk Indonesia secara default masih menawarkan sekeping 8GB DDR4 2400MHz. Tentu masih terbuka bagi anda yang ingin meningkatkan hinga 16GB atau bahkan 32GB. Sayangnya, untuk anda yang ingin naik ke 32GB, berarti harus mengakses Slot RAM kedua yang mewajibkan anda membuka keseluruhan bottom case. Dan ini, pemmzchannel ingatkan jauh lebih sulit dari kebanyak laptop lain.
Untuk storage, terdapat sebuah SSD M.2 SATA buatan SK Hynix berkapasitas 128GB yang ditandem dengan sebuah SSDD SATA III 1TB 6 gbps buatan Seagate seri Firecuda. FYI, slot M.2 nya mendukung jenis PCIe juga hingga kapasitas 512GB.
Mungkin sudah banyak juga yang membahas performa GL503VD ini dari berbagai sisi. Mulai dari in-game benchmark, sampai benchmark synthetic. Yang ingin pemmzchannel sampaikan mungkin lebih kepada perbaikan sisi pendingin yang tentunya menjadi pilar utama selama notebook ini berakselarasi pada kecepatan penuh. Tapi, sebagai sedikit gambaran, anda bisa lihat beberapa SS hasil benchmark kami di atas.
Dari sana, kita mendapati info performa GL503VD ini sedikit diatas rata-rata performa sebuah laptop dengan konfigurasi i7 7700HQ dan GTX 1050 4GB. Bahkan, dibeberapa scene gaming, GTX 1050 pada GL503 sedikit melampaui performa GTX 1060 Max-Q 6GB GDDR5 pada Inspiron 7577. Luar biasa.!!!. Konfigurasi hardware GPU yang dibuat berlari sedikit di atas kondisi default, membuat GL503 mampu menjaga batas bawah low FPS hingga hasil score keseluruhan tetap ia menangkan. Tapi cuma di beberapa jenis scene aja ya. Karena, tetap saja GTX 1060 sekalipun versi Max-Q, performanya berada di atas GTX 1050 ini.
Cooling System – Almost Perfect
Menurut pemmzchannel, bagian terpenting dari transformasi GL series terbaru ini adalah performa pendinginnya. Asus akhirnya setuju melengserkan ODD untuk membuat jumlah fan menjadi 2 buah. Namun, Asus memilih menggunakan sistem dual heatpipe yang di-sharing untuk mengalirkan panas dari CPU dan GPU ke sepasang heatsink yang sebagian diberi warna merah. Jika anda lihat, Asus membuat seluruh komponen aktif tertutup plat pendingin hingga jika dihitung secara luas penampang yang bersentuhan dengan area panas, lebih baik dari konfigurasi cooling system yang menawarkan banyak heatpipe.
Konfigurasi dua buah fannya juga dibuat berlawanan. Sebelah kanan yang dekat dengan CPU bertugas menghisap udara segar dari bawah. Dan yang sebelah kiri dekat GPU berputar membuang udara panas keluar lewat atas. Ini mengapa, temperatur area exhaust yang di atas keyboard saat kami tembak termometer IR, mencapai 57’C. Gawaat booosss..!!!!
Hmm.. tapi jangan panik dulu sodara-sodara, tenang saja. Ini nampaknya tujuan Asus membuat lubang exhaust tersebut. Perhatikan angka yang ditunjukan HWMonitor berikut, masih jauh lebih adem dari beberapa kompetitornya. Avarage CPU hanya berada di kisaran 85’C, tak menyentuh 90’C. Sedangkan GPU, ada di kisaran 68’C dimana rata-rata laptop lain main di angka 75’C. Tapi tetap saja, udara panas yang di tembakkan ke atas tadi, bisa menghangatkan permukaan LCD. Jadi saran kami, buka LID Cover lebih dari 90′ agar permukaan LCD sedikit menjauhi semburan angin panas.
Battery – A Little bit Better
Battery ROG Strix GL series juga mendapat perhatian sebab banyak dikeluhkan pada versi terdahulu. Untuk itu, Asus menambahkan kapasitasnya dari 48Wh, menjadi 64Wh. Cukup terasa benefitnya. Lewat benchmark standar yang kami lakukan, ia mampu bertahan 15 menit lebih lama dibanding GL553VD.
Kesimpulan – Stand Out with Competitive Budget
Aura Hero memang disiapkan untuk anda yang menginginkan sebuah “pengakuan”. Biasanya, user seperti ini, dekat dengan dunia eSport. Jadi, untuk kamu yang terkendala budget tapi punya hasrat ingin tampil menonjol dan di akui di dunia eSport. Panel 120Hz pada Asus ROG GL503VD Hero Edition mungkin salah satu trik-nya. Tapi, patut diingat perihal kualitas refresh rate tinggi. Performa GTX 1050 bukan untuk anda yang mengejar preset “Best Looking”, tapi masih terbukti capable untuk mengejar kualitas grafis dengan preset “fastest”.
Berbagai perbaikan seperti cooling system, build quality dan kenyaman di atas workstation, menurut pemmzchannel amat sebanding dengan harga yang ditawarkan. Tambahan ornamen yang ditawarkan mungkin tidak cocok untuk semua orang. Untuk anda yang punya preferensi lebih kalem, bisa lirik versi SCAR yang juga menawarkan panel 120Hz.
Asus ROG Strix GL503VD Hero Edition ini, dengan segala benefitnya termasuk desain dan panel 120Hz, adalah pilihan yang patut diperhitungkan. Ingat, unit ini amat sangat limited, jadi pesan sekarang ke PEMMZ biar kebagian ya..
Comments 1