Kompetisi di pasar notebook gaming terlihat semakin memanas di paruh kedua 2015 ini dengan merek-merek notebook seperti Acer, Asus, Dell, Gigabyte dan MSI hampir berbarengan meluncurkan masing-masing 10 tipe untuk kelas 15 hingga 17-inch hingga quarter keempat tahun ini.
Dengan terjadinya migrasi besar-besaran oleh para pengguna desktop PC, khususnya yang memang menggunakan PC mereka untuk Gaming atau kebutuhan komputasi berat lainnya, dan beralih ke platform portable PC seperti notebook, para Pabrikan hampir berbarengan meningkatkan eksistensi mereka di pasar notebook, khususnya high-end notebook. Otomatis, lini produksi notebook lebih di perbesar termasuk antisipasi akan datangnya windows 10 pada awal quarter ketiga 2015 ini.
Acer misalnya, seperti kita tahu beberapa waktu belakangan seperti kehhilangan fokus akan produk PC mereka sebab gempuran Lenovo yang benar-benar mengguncang pasar mid-low yang sudah sejak lama mereka nikmati. Tak ingin larut lebih lama, Acer disinyalir menghidupkan kembali notebook kelas high-end mereka dibawah sub-brand Predator. Rencananya, beberapa seri Predator akan segera tersedia di pasaran dalam waktu dekat.
ASUS ROG G751 dengan Nvidia G Sync
Asus sendiri seperti kita tahu, sudah meluncurkan beberapa seri ROG notebook mereka yang salah satunya sudah membekal teknology Nvidia GSync. Dan yang sedang hot juga, digosipkan ASUS sedang mendekati MSI untuk mengajaknya bekerja sama membangun tim RnD untuk mengukuhkan brand mereka di pasar notebook gaming.
Dell sendiri, sebagai induk dari pelopor notebook gaming custom dengan bendera Alienware, sudah sejak 5 tahun belakangan menghentikan penjualan produk Alienware di Taiwan, kembali masuk untuk ikut bersaing dengan pabrikan tuan rumah yakni Asus, MSI termasuk Gigabyte di Taiwan dengan meluncurkan seri tertinggi Alienware 17 yang dibanderol seharga NT$127,900 atau US$4,157 pada Maret lalu.
Gigabyte sendiri, yang meluncurkan divisi gaming mereka, Aorus di 2014, telah pula meluncurkan dua versi terbaru, termasuk Aorus X5 dengan layar 15,6 inch beresolusi 4K dan merupakan notebook gaming pertama di dunia yang menawarkan dual graphic SLI.
Belakangan ini, MSI lah yang paing tinggi profit dari penjualan sub-brand gaming notebook-nya. Walau mengalami kerugian di bisnis motherboard, MSI berhasil membukukan EPS masing-masing sebesar NT$ 2,34 dan NT$ 3,57, pada 2013 dan 2014, yang cukup membuat iri rekan-rekan dari divisi motherboard-nya.
Sayangnya, EPS MSI menurun di quarter pertama 2015 dimana hanya menyentuh angka NT$1.12, tapi tetap yang paling tinggi di banding rival-rival senegaranya.
Melihat performa MSI yang menawan di pasar gaming notebook tahun lalu, Perusahaan IT yang berbasis di China melaporkan bahwa mereka tertarik mengakuisisi divisi gaming notebook MSI untuk mempercepat pertumbuhan brand mereka di sektor gaming. Namun hingga tulisan ini di turunkan, belum ada kata sepakat atau angka tawaran yang dikeluarkan Lenovo dimana MSI juga sepertinya masih menikmati profit mereka yang sedang bagus. Namun jika MSI terlalu lama menggantung, bisa jadi dia tak akan lagi menerima tawaran sebaik yang Lenovo tawarkan saat ini. Apalagi jika kedepan, MSI tak mampu bersaing lebih baik dengan kompetitor seperti Acer, Gigabyte, Dell juga Asus yang tak pernah tinggal diam.