Satu lagi keluarga baru ECS Liva yang hadir di lab pemmzchannel, Seri ECS Liva ZE tepatnya. Jika melihat dari bentuknya, seri ini hadir dengan desain yang baru. Lebih squere mirip mirip Mini PC merk sebelah. Langsung aja, mari kita mulai review ECS Liva ZE ini.
Mungkin kalian agak heran, kok kita sering review mini PC Liva series dari ECS ini. Memang sih, kurang relevan dengan main core Pemmz yang image-nya dari dulu gaming dan High-end PC. Hanya saja, mini-PC ini merupakan platform masa depan yang perkembangannya juga wajib kami ikuti. Karena, memiliki kesamaan dengan notebook dalam sisi efisiensi daya. Kami juga yakin, suatu saat produk jenis ini akan menggantikan desktop tower. Tapi jelas bukan saat ini, sebab rata-rata mini-PC yang tersedia di pasaran sekarang, masih dibekali performa komputasi yang ala-kadar nya.
Baca juga : Review ECS Liva One – Tampilan Mini PC, Tenaga Desktop PC
Spesifikasi ECS Liva ZE
Platform | Intel® Apollo Lake Celeron® N3350 SOC |
Memory | 2 x SO-DIMM Memory DDRR3L Up to 8GB |
Expansion Slot | 1 x M.2 for SSD (SATA) |
Storage | Support 1 x eMMC 32GB/64GB Support 1 x 2.5” HDD |
Audio | 1 x Combo Jack 1 x Digital Mic |
LAN | 2 x Gigabit LAN |
USB | 3 x USB3.1 Gen1 Ports 1 x USB3.0 Type-C port |
Video Output | 1 x HDMI Port (HDMI 1.4) 1 x mDP Port |
Wireless | Intel® WiFi 802.11ac & Bluetooth 4.0 |
PCB Size | 115 x 111 mm |
Dimension | 117 x 128 x 51 mm |
VESA | Supports 75mm / 100mm |
Adapter | Input: AC 100-240V,Output: DC 19V / 3.42A |
OS Support | Ubuntu 16.04 LTS Windows 10 *Recommends to install Windows, ECS does not provide other OS installation technical support. |
Accessory | 1 x Power adapter 1 x VESA Bracket 6 x VESA Mount Screws Quick Guide & Driver DVD |
Apollo lake merupakan arsitektur untuk produk SoC Intel untuk kategori very ultra low processor. Punya base clock speed 1,1Ghz (11 x 100MHz) dengan burtsrate hingga 2,4GHz (single core). Berbagi tempat dengan sebuah chip grafis Intel HD 500 dengan 12 EU (Execution Unit) dalam 1 die berfabrikasi 14nm. SoC (System on Chip) ini mempunyai TDP hanya 6 watt yang memungkinkan ia menggunakan pendingin tanpa kipas. Intel HD500 sendiri merupakan chip grafis onboard yang mendukung direct X12 dan punya GPU clock 200MHz hingga 600MHz.
Design, Handling & Build Quality
Lewat desain yang bernuansa circle, selain membuat desain chassis terlihat lebih fresh, ECS mencoba menghadirkan konsep desain mini-PC baru. Menurut kami, jauh tampil lebih elegan dibanding Liva series terdahulunya yang kesannya, kotak banget. Aura elegan ini berhasil meningkatkan estetika terutama sekali, jika ia harus diposisikan di atas meja kerja, bukan menggunakan VESA mounting. Bentuk yang lebih squere, memaksa ECS untuk meninggikan dimensi Liva ZE ini. Otomatis, dari perhitungan kapasitas liter, bagian dalam Liva ZE lebih besar volume-nya.
Yang paling menonjol dari unit review ECS Liva ZE ini adalah, hadirnya empat (4) buah port Serial RS-232 dan dua buah LAN adapter. Kedua hal ini mungkin bagi sebagian orang akan terasa useless. Tapi bagi yang sedang mencari solusi untuk P.O.S system, warehouse database PC dan mini server untuk monitoring mesin-mesin indutrial, yang membutuhkan jenis modem serial dalam jumlah banyak, empat port RS-232 dan dual RJ45 tadi akan sangat berguna.
Dimesi keseluruhan Liva ZE tidak bisa dibilang yang paling compact jika dibanding beberapa produk sejenis di pasaran. Bahkan agak kehilangan sisi compact-nya jika kita bandingkan dengan ECS Liva X2. Seri ini juga mendukung Vesa mounting untuk ditempatkan dibalik LCD monitor.
Agak disayangkan, untuk sisi build quality, ECS tak lagi menggunakan material logam yang sebelumnya dipakai pada Liva X series. Kali ini, seri ZE menggunakan material plastik yang pada akhirnya, tak maksimal mendukung sistem pendingin fanless-nya. Memang, bobotnya jadi lebih ringan tapi sekaligus lebih terasa hangat saat di sentuh. Sama sekali tak berpengaruh ke performa, hanya saja menimbulkan sedikit kekhawatiran, terutama untuk khalayak awam.
Upgrade Option
Lanjut ke poin upgrade option, ada nilai plus sekaligus nilai minus jika terkait dengan desain chassis. Nilai plusnya, tools yang anda perlukan lebih minim, anda hanya perlu sebuah obeng plus karena tak harus membuka baut pengunci port VGA dengan obeng shock. Poin minusnya, menurut kami, perlu ekstra hati-hati saat men-disassembly ECS Liva ZE ini. Karena ia menggunakan sistem kabel fleksibel.
Untuk komponen memori dan media penyimpanan, unit review ECS Liva ZE yang kami terima, memberi ospi upgrade yang cukup luas. Untuk Memori utama atau RAM, terdapat dua buah slot DDR3 yang mendukung kapasitas hingga 8GB atau 2 x modul 4GB DDR3L. Dan kabar baiknya, ia mendukung dual channel memory.
Menurut laman resmi ECS Liva ZE, untuk storage atau media penyimpanan, seharusnya ada 3 jenis storage yang bisa dimanfaatkan pada ECS Liva ZE ini. Pertama onboard eMMC dengan pilihan kapasitas 32GB dan 64GB, kedua port SATA III 2,5 inch, ketiga slot m.2 jenis 2242. Tapi setelah kita lakukan “penggeledahan”, baik melalui menu BIOS maupun tools partisi pada sistem operasi Windows, tidak kami temukan adanya onboard eMMC. Ini tentu memaksa pengguna untuk membeli jenis media penyimpanan baik itu HDD 2,5 SATA maupun SSD jenis m.2 2242.
Sekedar saran, sebaiknya anda menggunakan konfigurasi media penyimpanan yang menghasilkan panas lebih minim seperti SSD jenis m.2 atau HDD 2,5 Sata dengan 5400rpm. Uji coba yang kami lakukan menggunakan SSD 2,5 inch atau HDD 7200rpm, sempat membuat bagian luar chassis bertambah tinggi temperaturnya.
I/O Port & Konektifitas
Untuk konektifitas, anda bisa langsung lihat tabel spesifikasi di atas. Di paragraf ini, kita akan membahas pemanfaatan dual LAN dan empat buah port RS-232 nya. Untuk dua port RJ45, seringkali dimanfaatkan untuk mengkoneksikan sebuah PC ke 2 jaringan internet kabel dengan dua fungsi berbeda. Misalkan, satu koneksi untuk mengakses server database lokal dan 1 koneksi lagi untuk akses Internet. Sebab ECS Liva ZE ini juga dibekali WiFi, total ada bisa menghubungkan mini-PC ini ke 3 jaringan berbeda. Tapi, jangan sekali-kali berfikir untuk LAN Party dengan produk ini.
Sedangkan 4 buah serial port akan membuat ECS Liva ZE ini sebagai solusi yang tepat untuk mengganti komputer lama di banyak pabrik dan sektor industrial lain. Jika anda berkunjung ke pabrik yang semua mesinnya berjalan 24 jam, umumnya disitu dibutuhkan sebuah pusat monitor yang biasanya menggunakan PC dengan multiple PCI card to serial adapter. Serial punya keunggulan langsung berkomunikasi dengan chipset dibanding USB yang membutuhkan translator. Penggunaan USB to serial converter seringkali dihindari untuk meminimalisir kegagalan deteksi sensor.
Performa
Setelah melakukan sedikit uji pakai, hal yang paling kami rasakan selama menggunakan ECS Liva ZE ini adalah, masih kurang nyaman digunakan bersama Windows 10. Padahal kami mengujinya menggunakan SSD jenis SATA berkapasitas 256GB dan RAM 1 x 4GB DDR3L. Tidak 100% menyalahkan konfigurasi hardware yang dipakai. Seperti kita semua tahu, Windows 10 memang sadis beratnya. Masih belum bersahabat dengan komputer dengan konfigurasi low-end.
Tapi tak adil jika kita hanya berasumsi dengan perasaan. Untuk itu, kita coba tarik unit review ECS Liva ZE ini dengan beberapa aplikasi benchmark langganan. Hasilnya, bisa kamu lihat pada tabel di atas. Kesimpulannya, performa Intel Celeron Dual Core N3350 ini hanya 20% sampai dengan 30% dari performa sebuah Intel core i5 ULV series yang kami jadikan tolak ukur. Jenis CPU Intel core i5 ULV series sendiri merupakan processor yang kami anggap, paling minimal digunakan untuk perkerjaan multimedia maupun gaming casual saat ini di atas windows 10. Tapi setidaknya, ia lebih baik dari sebuah AMD APU A6-9420 dengan konfigurasi mirip, yakni sama-sama dual core.
Multi Monitor & 4K Ready
Dengan hadirnya mini display port dan HDMI, Liva ZE ini menawarkan setup multi-display hingga 3 monitor dengan konfigurasi 2 monitor via DisplayPort, dan sebuah monitor lagi via HDMI. Pastinya, setup multi-display ini bukan untuk gaming ya, karena Intel HD-nya dijamin langsung muntah darah ;).
Pada web resmi produk ini, ada disebutkan bahwa ada sedikit updgrade di sisi performa chip grafis. Intel HD 500 yang tertanam dalam Intel Celeron N3350 diklaim mampu menjalankan konten 4K dengan lebih halus. Tapi, hanya sekedar playback ya. Karena bagaimanapun, kemampuannya belum pantas untuk melakukan encoding video. Kalau tidak percaya, silakan coba beli dan test sendiri. Untuk convert sebuah video beresolusi 1080p ke format MKV, anda akan membutuhkan waktu kira-kira dua (2) jam lebih.
Kesimpulan
Konsep dan desain? kami lihat sudah lebih baik. Spesifikasi? Yang ini juga sudah ditingkatkan. Lalu untuk target market? kami juga melihat, yang di sasar, sudah lebih luas lagi. Jika sebelumnya banyak mengincar perkantoran dan sekolah-sekolah, kali ini bisa masuk ke industri. Namun tidak ada buatan manusia yang sempurna, termasuk unit review ECS Liva ZE yang kami review kali ini. Yang masih perlu ditingkatkan adalah sisi desain cooling system untuk menurunkan tingkat kekhawatiran pengguna. Dah itu aja. Terkait performa, ya.. bisa dimaklumi sebenarnya, tapi jika dipilih yang lebih agresif dengan TDP yang tak jauh berbeda seperti Intel Core M, pasti lebih responsif lagi kerjanya. Side effect-nya, ya harganya jadi menyesuaikan. Tapi efisiensi tetap joss sebab sama-sama dari kasta CPU super hemat daya. Untuk kamu yang ingin Liva ZE dengan konfigurasi CPU lebih kencang, sebenarnya tersedia versi ECS Liva Z plus. Tapi sayangnya, tidak masuk Indonesia dalam waktu dekat.
Untuk pembaca yang sedang bingung mencari produk PC yang hemat listrik untuk merefresh jajaran desktop PC jadul haus daya anda, ECS Liva ZE ini bisa jadi solusi yang bagus. Apalagi, untuk posisi P.O.S system atau mini server sensor monitoring yang membutuhkan banyak serial port. Seperti biasa, kamu bisa order via online shop kita di www.pemmz.com. Konsultasi lebih lanjut, bisa hubungi 0812 1080 2845.